• Beranda
  • License
  • More About Me…
  • Sitemap

sora-kun.weblog()

//returns stories, pictures, or anything else he’s working at :)

Feeds:
Pos
Komentar
« Catatan Hiatus: Jalan-jalan di Bandung
Cara Berpikir Fermi »

Artemia, Alifia, Lavinia, Aurelia…

Juli 24, 2009 oleh sora9n

Pembaca reguler blog ini mungkin sudah tahu bahwa saya sangat suka main-main dengan nama dan etimologi (salah satu contohnya bisa dibaca di tulisan yang ini). Bagi saya, mengamati nama orang bisa dibilang sebagai hobi — setiap kali mendengar nama yang lumayan catchy, biasanya saya akan tergelitik dan mencari akar katanya. Malah, kalau perlu, pergi ke internet dan mencari asal-usul nama tersebut… tapi bukan itu yang hendak kita bahas kali ini.

Nah, salah satu yang sering saya perhatikan adalah nama anak perempuan Indonesia zaman sekarang (baca: kelahiran ’90-an). Ternyata, banyak di antara mereka yang nama depannya berakhiran -ia! ๐Ÿ˜ฎ

Anda mungkin tak begitu yakin, tapi, kalau mau contoh, Anda bisa lihat judul tulisan di atas. Artemia, Alifia, Lavinia, Aurelia — nama-nama yang bisa Anda temukan kalau Anda main ke SD terdekat dan mengecek daftar absennya. Menurut saya ada semacam pola di sini.

Tentunya kecenderungan tersebut bukannya tanpa alasan. Kenapa bisa begitu, nah, ini ada ceritanya lagi.

 

 

Back to The Past:
Nama-nama Feminin dalam Mitologi Romawi-Yunani Kuno

 

Sahibul hikayat, masalah nama ini bermula ribuan tahun lalu, ketika orang-orang Yunani (dan Romawi) sibuk berkisah tentang para dewa. Bahasa Latin dan Yunani sama-sama diturunkan dari rumpun Bahasa Indo-Eropa — rumpun bahasa ini mempunyai kecenderungan menitipkan akhiran -a pada kata benda bersifat feminin.[1]

Bisa ditebak, kebiasaan tersebut kemudian terbawa dalam pemberian nama tokoh-tokoh dalam mitologi mereka. Sedemikian hingga muncullah nama-nama tokoh (wanita) sebagai berikut:


a) Mitologi Romawi

 

Aurora — dewi subuh
Fortuna — dewi keberuntungan
Minerva — dewi kebijaksanaan
Proserpina — penguasa akhirat; pendamping Pluto
Diana — dewi bulan dan perburuan

 

b) Mitologi Yunani*

 

Athena — dewi kebijaksanaan
Hestia — dewi rumah dan perapian
Rhea — ibu dari Zeus, penguasa Olympus
Europa — Putri Kerajaan Phoenicia, kekasih selingkuhan Zeus
Aegina — anak perempuan Asopus (dewa sungai)

 

*) Beberapa nama feminin dalam mitologi Yunani tidak melulu berakhiran dengan -a, semisal: Aphrodite, Selene, Demeter. Meskipun begitu, penyandang nama berakhiran -a hampir pasti perempuan — sangat jarang tokoh laki-laki memiliki nama berakhiran -a.

Dalam hal ini, Romawi lebih konsisten dengan penggunaan nama berakhiran -a untuk wanita. Kebiasaan ini kemudian diturunkan pada nama-nama Eropa modern. (misal: “Alexandra”, “Adriana”, “Francesca”)

Penggunaan nama-nama Latin dan Yunani kemudian menyebar seiring populernya mitologi mereka ke seluruh dunia. Di masa kini, tidak ada yang mengernyitkan dahi kalau mendengar orang Indonesia bernama “Diana”, “Aurora”, atau “Hestia”… atau orang Amerika bernama “Rhea”.

Seolah-olah, orang berlomba memberi nama anak perempuan berbau Eropa dan berakhiran -a! Kalaupun ada yang kurang terkenal, barangkali hanya “Medea” saja. :mrgreen:

*dilempar sandal sama mbak rise*

*bletaaakkk* xP

 

 

Akhiran -a: Bukan Hanya Milik Eropa

 

Sebagaimana sudah disebut di atas, nama yang memiliki akhiran -a umumnya akan terkesan feminin. Ini agak aneh; saya juga tidak tahu kenapa bisa begitu (barangkali ada penjelasan psikoakustik di baliknya). Satu hal yang jelas, lebih mudah menemukan nama anak perempuan — di berbagai belahan dunia — yang berakhiran -a daripada (misalnya) -o atau -i.[2]

Saya pernah iseng mengamati daftar nama peserta kuliah di kampus. Kelasnya cukup besar, sekitar 100-an orang, dan bersifat lintas angkatan. Apa yang didapat? Ternyata saya menemukan nama-nama seperti “Dita”, “Paramita”, dan “Annisa”. Nama-nama itu jelas bukan nama Yunani, apalagi Romawi — tapi ternyata tunduk juga pada akhiran -a. ๐Ÿ˜•

Yang paling sering jadi korban ‘trend’ ini adalah nama-nama berbau Arab (e.g. “Annisa”, “Rizka”, “Zulaikha”), disusul nama-nama berbau Eropa (“Diana”, “Selena”, dst). Adapun nama-nama lokal Indonesia umumnya lebih banyak melawan arus dengan berakhiran -i, semisal “Miranti”, “Sundari”, atau “Astri”.

Sepertinya ada sesuatu di balik nama berakhiran -a yang membuatnya terkesan feminin. Atau tidak. Tapi, mengingat saya sendiri punya kesukaan pada sebuah nama berakhiran -a (Elesia!) … bukan mustahil kecenderungan di atas memang ada sesuatunya. ^^;

 

 

Genderflip Technique:
[male name] + [-a] / [-ia] = [female name]

 

Hal menarik lain yang saya temukan, sehubungan dengan akhiran -a yang sudah dijelaskan di atas, adalah bahwa tidak sulit mengubah nama laki-laki menjadi nama perempuan. Cukup modifikasi akhiran nama tersebut menjadi -a atau -ia, dan voila — nama perempuan pun didapat.

Orang yang biasa memperhatikan nama Eropa, mungkin akan bilang bahwa saya sedang menyampaikan hal basi. Tapi, tidak — masalahnya bukan itu. Bahwasanya, teknik ini berlaku relatif universal! ๐Ÿ˜€ Bukan saja untuk nama berbau Eropa, melainkan juga nama Semitik (Timur Tengah) dan Slavik (Eropa Timur).

Misalnya contoh-contoh di bawah ini.


a) Eropa Barat (Latin/Yunani)

 

Adrian + [-a] = Adriana
(asal bahasa: Latin. etimologi: Hadria, atau Laut Adriatik)

Aurelius + [-ia] = Aurelia
(asal bahasa: Latin. etimologi: aurum, “emas”)

Alexander + [-a] = Alexandra
(asal bahasa: Yunani. etimologi: alexo + andros, “penguasa”)

Theodoros + [-a] = Theodora
(asal bahasa: Yunani. etimologi: theos + doros, “pemberian Tuhan”)

 

b) Semit (Timur Tengah)

 

Daniel + [-a] = Daniela
(asal bahasa: Hebrew. etimologi: daniyyel, “God is my Judge”)

Darius + [-ia] = Daria
(asal bahasa: Farsi. etimologi: dรขrayavahush, “possessing goodness”)

Rizki + [-a] = Rizka
(asal bahasa: Arab. etimologi: rizq, “rezeki/berkah”)

Amal + [-ia] = Amalia
(asal bahasa: Arab. etimologi: amal, “tindakan/perbuatan positif”)

 

c) Slavik (Eropa Timur)

 

Yevgenii + [-a] = Yevgenia
(asal bahasa: Rusia. etimologi: Yunani eu + genes, “well-born”)

Radomir + [-a] = Radomira
(asal bahasa: Slav. etimologi: rad + mir, “kebahagiaan dan kedamaian”)

Stanislav + [-a] = Stanislava
(asal bahasa: Slav. etimologi: stan + islav, “stand with glory”)

Sebagaimana bisa dilihat, penambahan -a atau -ia pada nama pria, dalam banyak kasus, bisa menghasilkan nama feminin yang relatif catchy. Tak banyak yang tahu bahwa “Aurel” aslinya nama pria[3] — kan begitu? Tapi nyatanya sekarang banyak anak perempuan bernama “Aurelia”. Hanya dengan menambahkan akhiran -ia, nama yang ‘cantik’ pun terbentuk. :mrgreen:

Saya suka sekali main-main dengan penambahan -a dan -ia ini. Kalau misalnya ada pemain bola bernama Andrei Arshavin, maka saya tinggal menambahkan dua huruf ‘a’, dan jadilah…

Andrea Arshavina

Hey, that’s one pretty name. Saya rasa, kalau saya berkeliaran di Facebook pakai nama itu — sembari memasang foto gadis cantik di homepage — akan banyak orang terjebak meng-add saya. Tapi itu cerita lain lagi untuk saat ini. ๐Ÿ™‚

 

 

Akhir Kata…

 

Jadi, kesimpulan yang saya dapat hasil bongkar-bongkar nama orang selama ini adalah: kalau orang ingin menciptakan nama wanita yang catchy — baik itu untuk nama anak, hewan peliharaan, ataupun tokoh cerita — maka yang harus dilakukan adalah bermain-main dengan huruf ‘a’. Entah dengan menambahkan akhiran -ia, atau malah cuma menempel buntut huruf -a saja.

Huruf ‘a’ itu sakti: manfaatkan dengan benar, dan Anda mendapatkan nama feminin yang berpotensi terdengar cantik. Pokoknya, semakin banyak main ‘a’ dan ‘ia’, makin bagus! :mrgreen: Buktinya sudah banyak di atas, dan bisa saya contohkan lagi berikut ini.

 
Kalau Anda lebih suka nama bergaya Barat, ada Aurora, Artemia, Lavinia, Laura, dan Olivia.

Kalau Anda lebih suka nama Arab, ada Aisha, Fadila, Fathia, Zahra, dan Nadia.

Atau, kalau Anda lebih suka nama Eropa Timur: Svetlana, Ludmilla, Lara, Yevgenia, Adriana.

Saya bertanya-tanya, apa mungkin ada “sihir” tertentu di balik bunyi vokal ‘a’ dan ‘ia’. Sepertinya tak ada nama perempuan yang jelek kalau bumbu tersebut dipakai dengan tepat. Bahkan nama yang tadinya sudah bagus seperti “Windri” pun, seolah jadi lebih eksotis kalau disebut “Windria”.

Boleh jadi ada sesuatu dalam psikologi manusia yang membuat nama-nama tersebut terkesan manis. Entah apa. Mungkin bisa jadi bahan yang penelitian yang bagus untuk para linguis dan psikolog. Siapa yang tahu? ๐Ÿ˜‰

***

In all fairness, though, mari kita sama-sama berharap satu hal: agar nama-nama tersebut tidak ditemukan (dan dijadikan judul) oleh para pembuat sinetron Indonesia. Sejujurnya, saya sering miris dengan hal yang satu ini.

Sekarang ini amat jarang ada nama anak perempuan yang belum dijadikan judul sinetron. Mulai dari Fitri, Khanza, Melati untuk Marvel, Cahaya, Intan, Amanda… semua sudah dibuat. Berbagai sinetron tersebut dibuat secara kejar tayang. Dengan akting yang teramat biasa, juga dengan jalan cerita yang begitu saja. Saya tidak tahu bagaimana dengan Anda — tapi, yang jelas, saya akan kecewa sekali kalau nama seperti “Minerva” ternyata ujung-ujungnya jadi gadis menderita obyek siksaan tante galak.

Sebab, for God’s sake: Minerva itu Dewi Kebijaksanaan Romawi, tahu! Mana bisa yang seperti itu disuruh ngepel, dimarahi, dan dibuat menangis demi simpati pemirsa!! ๐Ÿ‘ฟ ๐Ÿ˜ˆ

 

 

——

 
Catatan Kaki

 

[1] ^

Beberapa contohnya bisa dilihat di:
Grammatical gender @ Wikipedia Bahasa Inggris.

Adapun untuk penjelasan yang lebih formal dan bersifat textbook, bisa Anda baca di:
Indo-European Linguistics oleh John Clackson (2007), chapter 4.4., pp.104-111.

(*disclaimer: saya cuma baca e-book-nya, jadi tidak beli dari situs ybs. ๐Ÿ˜› )

 
[2] ^

Pembahasan yang cukup menarik saya temukan di arsip milis LinguistList.org, bertanggal 18 Februari 2000. Salah satu kesimpulan akhirnya adalah, walaupun tidak ada aturan baku tentang akhiran -a pada nama feminin, kecenderungan tersebut memang ada dan valid secara statistik.

Paper terkait yang juga menarik, dirujuk oleh post milis tersebut:

Elizabeth and John: Sound patterns of men’s and women’s names
oleh E.A. Cutler, J.M. McQueen, dan K. Robinson. (1990)

 
[3] ^

Saya sering bingung setiap kali orang menyebut “Aurel” sebagai nama perempuan. Sejauh yang saya tahu, “Aurel” aslinya adalah nama laki-laki — yang mana nama ini disandang oleh beberapa figur sebagai berikut.

  • Marc Aurel (sebutan kasual untuk: Marcus Aurelius Antoninus Augustus)
  • Aurel Stein (arkeolog asal Hungaria)
  • Aurel Vlaicu (penerbang asal Rumania)

Granted, apabila ditambahi akhiran -ia, nama ini menjadi nama perempuan (“Aurelia”). Meskipun begitu, tanpa imbuhan tersebut, “Aurel” adalah nama laki-laki dan umum menjadi nama depan di wilayah Eropa Tengah (e.g. Rumania dan Hungaria).

Share this:

  • Twitter
  • Facebook

Sukai ini:

Suka Memuat...

Terkait

Ditulis dalam In-depth Coverage, Opinion, Personal Scraps | Dengan kaitkata bahasa, budaya, grammatical gender, linguistik, nama | 31 Komentar

31 Tanggapan

  1. pada Juli 24, 2009 pada 1:39 pm potato

    Sebelum memulai saya akan melempar sepatu boot dulu ke sora ๐Ÿ˜›

    *lempar sepatu boot ke sora*

    Info, nama Andrea, yg notabene berakhiran -a, kalau di Italia itu masuk kategori nama lelaki ๐Ÿ˜› Kalaupun ada nama perempuan Andrea di Italia, itu merefer ke ‘Andrea yang lain’, misalnya Andrea The Corrs ๐Ÿ™‚

    Tapi, memang mesti saya akui kalau rata-rata nama feminin itu berakhiran -a. Kebanyakan teman saya juga begitu sih, dari mulai dita, maria, rika, lila, dan sora banyak lagi :mrgreen:

    Ah, btw, emang bakal aneh kalau ada syaitonetron berjudul Minerva atau Athena yang tokoh utamanya hobi mewek dan sering disiksa. Jadi berat di nama ๐Ÿ™„


  2. pada Juli 24, 2009 pada 2:08 pm lambrtz

    Hee~
    -a? -ia?
    Saya malah berpikir menamai anak saya (perempuan) Rei Ayanami ๐Ÿ˜•
    Iori Yoshizuki also can.

    @potato

    Info, nama Andrea, yg notabene berakhiran -a, kalau di Italia itu masuk kategori nama lelaki

    Aaa… ๐Ÿ˜€
    Marco Amelia
    Gianluca Zambrotta
    Andrea Dossena
    Vincenzo Iaquinta
    Fabio Quagliarella
    Giuseppe Mascara
    :mrgreen:

    …Sora :mrgreen: *dilempar wajan* xD


  3. pada Juli 24, 2009 pada 2:39 pm Nazieb

    I (heart) Angelina..


  4. pada Juli 24, 2009 pada 3:00 pm ManusiaSuper

    Errr… pesan moral: hati-hati dengan nama Andrea Arshavina di Facebook (?)

    Jadi nanti saya pake ID Ryana Giggsa, ah, terasa aneh.. mungkin Wells Language a.k.a Cymraeg tidak masuk pakem ‘a’ ini ya?


  5. pada Juli 24, 2009 pada 3:45 pm sora9n

    @ potato

    Sebelum menanggapi, saya akan menghindari lemparan sepatu bot dulu. ๐Ÿ˜›

    *menghindar*

    **gak jelas**

    Info, nama Andrea, yg notabene berakhiran -a, kalau di Italia itu masuk kategori nama lelaki ๐Ÿ˜› Kalaupun ada nama perempuan Andrea di Italia, itu merefer ke โ€˜Andrea yang lainโ€™, misalnya Andrea The Corrs ๐Ÿ™‚

    Yup, betul. Khusus Italia, “Andrea” lebih sering dipakai untuk nama laki-laki. Kalau di negara Eropa lain, biasanya ada pasangan nama pria/wanita — Andre/Andrea, Andrzej/Andrzeja, Andreas/Andrea.

    Di Italia sepertinya hanya untuk pria saja. ^^;

    Tapi, memang mesti saya akui kalau rata-rata nama feminin itu berakhiran -a. Kebanyakan teman saya juga begitu sih, dari mulai dita, maria, rika, lila, dan sora banyak lagi :mrgreen:

    Konon katanya, kecenderungannya memang begitu di seluruh dunia. (o_0)”\

    BTW nama “sora” enggak termasuk. Dia asalnya dari bahasa Jepang; itu bukan rumpun Indo-Eropa! :mrgreen:

    Ah, btw, emang bakal aneh kalau ada syaitonetron berjudul Minerva atau Athena yang tokoh utamanya hobi mewek dan sering disiksa. Jadi berat di nama ๐Ÿ™„

    “Minerva” gitu loh… ^^;;

    /kesannya gagah dan berwibawa
    //gak cocok buat nama tokoh tertindas IMHO

    :::::

    @ lambrtz

    Saya malah berpikir menamai anak saya (perempuan) Rei Ayanami ๐Ÿ˜•
    Iori Yoshizuki also can.

    Sebenarnya sistem penamaan yang saya bahas di atas khusus untuk rumpun bahasa Indo-Eropa. Sedangkan bahasa Jepang itu rumpunnya dari Japonic-Ryukyuan. (beda keluarga) ^^a

    Walhasil, kecenderungan -a seperti di atas nggak berlaku buat nama-nama Jepang. Kalau situ tertarik ngasih nama anak Rei, Iori, atau Kaori, ya, harusnya enggak masalah. ๐Ÿ˜€

    …atau, dengan kata lain…

    …”Sora” itu nggak mesti jadi nama cewek dalam bahasa Jepang. Hohohoho… :mrgreen:

    /nama unisex
    //bisa dipakai oleh cowok dan cewek juga

    :::::

    @ Nazieb

    Itu termasuk nama yang jadi lebih bagus karena ditambahin ‘a’. ๐Ÿ˜›

    Angel < Angela < Angelina

    /pendapat pribadi ๐Ÿ˜†

    :::::

    @ ManusiaSuper

    Errrโ€ฆ pesan moral: hati-hati dengan nama Andrea Arshavina di Facebook (?)

    Euh… saya sih belum pernah melaksanakan teknik ybs. Jadi sementara ini harusnya masih aman. ๐Ÿ˜›

    mungkin Wells Language a.k.a Cymraeg tidak masuk pakem โ€˜aโ€™ ini ya?

    Wah, kurang tahu. Saya nggak begitu mendalami Wales, soalnya. (o_0)”\

    BTW, “Cristiana Ronalda” ? :mrgreen:


  6. pada Juli 24, 2009 pada 7:24 pm ryy_

    Tp untuk keseimbangan, ada satu nama indo-eropa berakhiran -a yang jadi tanda pria sejati (paling gak abad ini)
    Nikola Tesla


  7. pada Juli 24, 2009 pada 9:14 pm Nenda Fadhilah

    Coba tebak, nama depan saya dari bahasa apa dan apa artinya ๐Ÿ˜›


  8. pada Juli 25, 2009 pada 1:39 pm Bermain dengan nama, arti dan maknanya. … | Tweet Destapro.com

    […] https://sora9n.wordpress.com/2009/07/24/artemia-alifia-lavinia-aurelia/   […]


  9. pada Juli 25, 2009 pada 6:02 pm sora9n

    @ ryy_

    Hoo, ya. Tesla memang sakti. Namanya akan terus harum selama umat manusia bergantung pada penggunaan arus AC. :mrgreen:

    /halah
    //apaan sih gw

    :::::

    @ Nenda Fadhilah

    Tergantung mau pendekatannya gimana. Bisa saja itu varian dari nama India Nanda…

    …atau diminutive dari Narendra…

    …atau malah singkatan dari kata “Nenenda”… :mrgreen:

     
    /didatengin sama yg punya nama
    //dibakar hidup-hidup
    ///mati x(


  10. pada Juli 27, 2009 pada 6:57 pm konayukiblue

    apakah bisa disamakan dengan pengunaan akhiran “o” dalam rumpun bahasa latin (itali,spanyol,portugis) untuk menekankan nama seorang Pria ?
    Robert -> Roberto
    Ronald -> Ronaldo
    Alexander -> Allesandro


  11. pada Juli 27, 2009 pada 7:45 pm sora9n

    ^

    Yup, bisa dibilang begitu. Akhiran -o lebih banyak dipakai di daerah2 tsb. untuk mengesankan nama maskulin. ๐Ÿ™‚

    Daerah eks-jajahan Spanyol dan Portugis — seperti Meksiko, Brasil, dan Timor-Timur — juga mengikuti kebiasaan itu. Alhasil banyak pemain bola Amerika Latin yang namanya berakhiran -o. Di antaranya “Ronaldo”, “Ricardo (Kaka)”, atau “Diego (Maradona)”. ^^


  12. pada Juli 28, 2009 pada 12:31 pm rukia^^

    Sora, kenapa nama saya di geret-geret??? HAH!!HAH!!HAH!! ๐Ÿ‘ฟ

    eh tapi saya bukan gadis menderita objek siksaan tante galak sih, malah mungkin saya yang siksa mereka ๐Ÿ˜ˆ :mrgreen:


  13. pada Juli 28, 2009 pada 3:33 pm sora9n

    ^

    Mana saya tahu nama asli mbak seperti apa. Lha wong tiap kali kirim e-mail, namanya selalu “Rukia Kuchiki”, kok. ๐Ÿ™„

    /ada gitu di atas
    //yang mana ya? ๐Ÿ˜•


  14. pada Juli 29, 2009 pada 12:08 am Ando-kun

    -a
    -ia

    ……………hmmm……………..
    Bagaimana dengan

    Asia:
    Indonesia
    Malaysia
    India
    Georgia
    Syria

    Eropa:
    Russia (setengah asia)
    Lithuania
    Romania
    Slovakia
    Polandia, Swedia, Finlandia, Belgia, Irlandia (lagi belajar bhs EYD) :mrgreen:

    Amerika:
    Canada
    Jamaica
    Panama
    Argentina

    Kebetulan kah????


  15. pada Juli 29, 2009 pada 1:02 am joesatch yang legendaris

    nganu…
    pedangdut lokal di tempat saya kebanyakan namanya berakhiran a-a. kata pertama huruf belakangnya a, kata kedua juga a. pancen do ra kreatip :mrgreen:


  16. pada Juli 29, 2009 pada 7:45 am rukia^^

    @ sora-chan

    saya udah pernah bilang jangan manggil pake “mbak” kan ๐Ÿ‘ฟ
    *jadi berasa tua*
    kita kan sepantaran ๐Ÿ˜ฆ

    kalo begitu saya panggil dirimu dengan Sora-chan saja :mrgreen:


  17. pada Juli 29, 2009 pada 1:37 pm sora9n

    @ Ando-kun

    Etapi, kan emang hampir semua negara disebutnya dengan “Her”. Jadi, sebenarnya, memang mereka itu wanita! :mrgreen:

    *aeh, serius dikit*

    Ya, harus mempertimbangkan nama dalam bahasa aslinya juga sih. “Irlandia” dan “Swedia” itu kan penyebutan dlm bahasa Indonesia. Sementara nama aslinya tidak berakhiran -a sama sekali (i.e. “Ireland” dan “Sverige”).

    Walaupun memang, banyak negara yang namanya berakhiran dengan -a. Saya juga kurang tahu kenapa bisa begitu. ๐Ÿ˜›

    :::::

    @ joesatch yang legendaris

    Oh, kalau begitu, di daerah saya sedikit mendingan. Sebab penyanyi yang terkenal bernama “Inul Daratista”; cuma nama belakangnya saja yang berakhiran -a. :mrgreen:

    :::::

    @ rukia^^

    Panggilan “Mbak” itu nggak berhubungan dengan usia tua kalau di Jawa. Adik saya juga sering dipanggil dengan “mbak” oleh Pakde saya. Nggak masalah tuh.

    Pada dasarnya, itu panggilan generik untuk wanita yg masih muda atau belum menikah. Jadi, ya, begitu deh…


  18. pada Juli 31, 2009 pada 1:40 pm Reinhart Velatrache

    Entah kenapa akhiran -a dan -ia terkesan lebih keren, dan mungkin lebih laku juga sebagai nama tokoh di shitnetron™ Indonesia. Satria, Amalia, dll. Saya juga kepikiran buat ngasih nama anak perempuan saya nantinya dengan akhiran -ia, Lymsleia misalnya. :mrgreen:

    Eniwei, kayaknya nama Reinhart Velatrache ndak termasuk terminologi apapun. Adanya malah Reinhard yang masuk bahasa Jerman.

    Genderflip Technique:
    [male name] + [-a] / [-ia] = [female name]

    Pandu -> Panda / Pandia?
    Reinhart -> Reinhartia?

    *merasa aneh* ๐Ÿ˜•

    @ rukia^^
    Emang namanya mbak rukia apa? Hesti? Annisa? Rizki? (ninja)


  19. pada Juli 31, 2009 pada 6:02 pm sora9n

    ^

    Eniwei, kayaknya nama Reinhart Velatrache ndak termasuk terminologi apapun. Adanya malah Reinhard yang masuk bahasa Jerman.

    Sebenarnya itu bisa dianggap sebagai variant. Nama-nama yang kedengarannya mirip, penulisan dan pengucapannya bisa berbeda tergantung dialek.

    Misalnya nama “Francis”, punya varian “Francesco”, “Francesc”, dan “Francois”. Kalau nama “Reinhart”, ya, bisa dianggap sebagai varian dari “Reinhard”. ๐Ÿ™‚

    /IIRC “Reynald” juga termasuk rumpun variasi nama ybs

    Pandu -> Panda / Pandia?
    Reinhart -> Reinhartia?

    *merasa aneh* ๐Ÿ˜•

    Yaa… itu kan cuma rule of thumb. Gak bisa digeneralisir lah. ๐Ÿ˜†

    Nama seperti “Suryo” dan “Satrio” juga nggak bisa dibegitukan. Paling-paling jadinya “Surya” dan “Satria”… masih terasa sekali aura cowoknya. ^^;


  20. pada Agustus 3, 2009 pada 12:27 pm vya

    halllo, bru balik dari ibukota, jadi dah 10 hari gak OL.

    btw, soal nama sih agaknya gak menyangkut asal dan sifat seseorang yahhh.

    hal itu terbukti pada temenku
    namanya minerva, tapi dianya gak bijak2 amat.
    hehehehe….. jadi omongin temen sendiri


  21. pada Agustus 14, 2009 pada 9:01 am fertob

    Ah, Om Sora ini terlalu melanglang buana ke negara-negara antah berantah yang belum pernah saya injak. Bagaimana dengan nama-nama yang bernuansa etnik di Indonesia, misalnya dari Jawa, Sunda, Batak, Dayak, dll ? Pasti lebih hot dibandingkan dari Yunani ataupun Timur Jauh. Setuju ?

    Belum lagi dengan nama-nama dari Asia Timur (Jepang, Cina, Korea) yang “menyalahi kodrat” pembuatan nama dengan imbuhan “-ia” dan “-a”. Mungkin karena bahasa mereka berbeda ya ?

    Sebab, for Godโ€™s sake: Minerva itu Dewi Kebijaksanaan Romawi, tahu! Mana bisa yang seperti itu disuruh ngepel, dimarahi, dan dibuat menangis demi simpati pemirsa!! ๐Ÿ‘ฟ ๐Ÿ˜ˆ

    Dan saya juga bisa mati keheranan kalau ketemu seorang gadis bernama Aphrodite tetapi berwajah buruk. ๐Ÿ˜ˆ Atau bernama Artemis tetapi lemah gemulai dan penurut.

    Saya pribadi lebih suka menamai anak saya [nantinya] dengan nama-nama yang berhubungan dengan astronomi [rasi bintang, galaksi, dll]. Andromeda dan Scorpius jadi salah dua opsi favorit.


  22. pada Agustus 14, 2009 pada 3:42 pm sora9n

    @ fertob

    Ah, Om Sora ini terlalu melanglang buana ke negara-negara antah berantah yang belum pernah saya injak.

    Kan semua ini bermula dari nama anak2 zaman sekarang yang seperti itu (baca: berakhiran -a atau -ia). Jadi jangan salahkan… kalau postingan ini akhirnya jadi begini. :mrgreen:

    /hasil observasi lingkungan
    //halah!

    Bagaimana dengan nama-nama yang bernuansa etnik di Indonesia, misalnya dari Jawa, Sunda, Batak, Dayak, dll ? Pasti lebih hot dibandingkan dari Yunani ataupun Timur Jauh. Setuju ?

    Ada contoh Batak dan Dayak? Pengetahuan kenamaan Indonesia saya banyak terpaku di pulau Jawa, soalnya. ๐Ÿ˜›

    In all fairness, nama-nama mitologi Sunda/Jawa sendiri banyak juga yang menarik. E.g. “Dewi Naganingrum”, “Drupadi”, “Gandhari”. Hanya saja penggunaannya relatif jarang. Rasa-rasanya kalah pamor dibandingkan nama Jawa keseharian seperti “Astri”, “Indri”, “Ningsih”, dsb. :-/

    Budaya Jawa juga belum kalah dlm memproduksi nama maskulin, kok. Lha suku katanya berakhiran -o? ๐Ÿ˜† Kalau orang dengar nama “Satrio”, “Siswono”, atau “Susilo Bambang Yudhoyono”, hampir pasti terbayang sosok pria berbadan tegap. :mrgreen:

    Belum lagi dengan nama-nama dari Asia Timur (Jepang, Cina, Korea) yang โ€œmenyalahi kodratโ€ pembuatan nama dengan imbuhan โ€œ-iaโ€ dan โ€œ-aโ€. Mungkin karena bahasa mereka berbeda ya ?

    Setahu saya sih itu karena rumpun bahasanya memang beda. Seperti reply saya buat mas lambrtz, -a dan -ia adalah karakteristik Indo-Eropa. Sementara, Jepang-Korea dan Cina nggak termasuk rumpun bahasa ybs. (o_0)”\

    (Indo-Eropa rasanya cuma sekitar Eropa dan Asia Barat? CMIIW)

    Saya pribadi lebih suka menamai anak saya [nantinya] dengan nama-nama yang berhubungan dengan astronomi [rasi bintang, galaksi, dll]. Andromeda dan Scorpius jadi salah dua opsi favorit.

    Eh, tapi rasi bintang juga banyak yang asalnya dari mitologi. Andromeda bukannya ceweknya Perseus? ๐Ÿ˜›


  23. pada Agustus 14, 2009 pada 8:28 pm jensen99

    ^

    Andromeda bukannya ceweknya Perseus? ๐Ÿ˜›

    Bukan, dalam suatu pertarungan justru Andromeda Shun malah sempet dibutakan matanya oleh Perseus Algol!

    /maniak Saint Seiya :mrgreen:
    //dibantai sora


  24. pada Agustus 14, 2009 pada 11:16 pm sora9n

    ^

    Bukan, dalam suatu pertarungan justru Andromeda Shun malah sempet dibutakan matanya oleh Perseus Algol!

    ๐Ÿ˜ฏ

    *sembah-sembah mas jensen* ^:)^ ^:)^

    Gile, ada yang masih ngikutin Saint Seiya. Udah berapa tahun tuh serial? ๐Ÿ˜†


  25. pada Agustus 16, 2009 pada 11:58 pm Reinhart Velatrache

    ^

    Gile, ada yang masih ngikutin Saint Seiya. Udah berapa tahun tuh serial? ๐Ÿ˜†

    Denger-denger ada Saint Seiya: The Lost Canvas. Itu yang baru, bukan?


  26. pada September 9, 2009 pada 7:50 am sez

    jadi inget waktu adik saya mau lahir..
    Ibu saya uda ngeceng nama ‘khlomeratz’.. Lalu kalo perempuan? Pakai rumus [+ i].. Khlomerati..
    Jiahaha untung lahirnya lelaki ;D


  27. pada September 9, 2009 pada 3:10 pm sora9n

    ^

    Ibu saya uda ngeceng nama โ€˜khlomeratzโ€™.. Lalu kalo perempuan? Pakai rumus [+ i].. Khlomerati..

    …betul-betul nama yang unik dan catchy. :mrgreen:


  28. pada November 5, 2009 pada 3:15 pm TanyaNama

    Kalo Kazumi itu maskulin pa feminin?
    Begitu juga Getzu?
    Klo sy search di google sih,sptnya kedua nama itu sih rumpun2 b.jepang gitu….
    Bisa tanya artinya g bro…..kedua nama itu….
    sory n thx b4
    ๐Ÿ™‚


  29. pada November 6, 2009 pada 3:07 pm sora9n

    ^

    Kalo Kazumi itu maskulin pa feminin?

    Feminin, sepertinya. ๐Ÿ˜• Setahu saya sih, nama depan Jepang berakhiran -mi itu umumnya feminin — e.g. Azumi, Arumi, Kumi, Kotomi, Ayumi, dsb.

    Kalau nama Jepang yg terdengar mirip “Kazumi”, tapi untuk laki-laki, jadinya “Kazuma”. ๐Ÿ˜›

    Begitu juga Getzu?

    Getzu itu bukan nama Jepang. ^^;; Di bahasa Jepang nggak ada huruf “tzu”. Kalau mau ditulis pakai kana jadinya,

    Ge – tsu ( ใ‚ฒใƒ„ )

    atau

    Ge – to – zu ( ใ‚ฒใƒˆใ‚บ )

    Mengenai feminin atau maskulin, sebenarnya ga ada patokan baku — benar2 tergantung pada kesepakatan masyarakat & budayanya. Yang bisa dinilai cuma kecenderungannya saja.

    (misal: akhiran -a dan -ia di atas; -mi yang disebut sebelumnya)

    “Getzu”, sejauh yang saya tangkap, terdengar modern/buatan sendiri (=tidak punya akar budaya). Jadi ya suka-suka saja mau dijadikan feminin atau maskulin. :mrgreen:

    (etapi buat saya “Getzu” terdengar maskulin sih ๐Ÿ˜› )

    Bisa tanya artinya g broโ€ฆ..kedua nama ituโ€ฆ.

    Hmm, begini. Nama Jepang itu rada unik. Kalau mau mencari artinya, nggak bisa cuma modal huruf latin. Harus tahu bentuk kanjinya juga. :-/

    Nama yang sama, kalau kanjinya berbeda, artinya jadi berbeda. Misalnya contoh berikut:

    nama: “Kaori”

    kanji (1) = ้ฆ™้‡Œ
    arti = (wangi) + (pedesaan)

    kanji (2) = ๅœญ็น”
    arti = (permata) + (anyaman)

    Kurang lebih begitu. ^^ Jadi sebenarnya nama Jepang itu amat fleksibel. Bunyinya seperti apapun, kalau diberikan kanji yang cocok, maka artinya akan mengikuti kanji tersebut. ๐Ÿ™‚

    * * *

    Di sisi lain ada juga nama Jepang yang ditulisnya tidak pakai kanji, melainkan dengan hiragana atau katakana. Kalau begini biasanya pengartiannya diserahkan pada penggunaan sehari-hari (i.e. seperti yang tertera di kamus).

    Susahnya… kalau nama tersebut tidak ada artinya di kamus. Nama seperti “Mikuni” ( ใฟใใซ ) (as in “Mikuni Shimokawa”) termasuk model ini. Ditulisnya tanpa kanji, tapi bukan kata yang umum. Walhasil artinya jadi ga jelas. XD

    * * *

    Kira-kira seperti itu penjelasannya. Semoga membantu. ๐Ÿ˜‰


  30. pada November 26, 2009 pada 2:01 pm Kazumi

    Wah….applous for your explanation.
    Trimakasih atas pencerahannya ya bro….
    Klo Getzu sih sbnrnya dari Getsu,tp disini da nama jalan Gatsu…ya di belokin dikit lah jd Getzu…
    trully both kazumi and getzu adalah singkatan real name sy…kr tuh pgn tau ja artinya…..
    Kapan2 klo da waktu dibahas lagi deh…
    sepertinya masbro sibuk ya…..
    *sy juga sibuk mksdnya,wlopun skripsi masih tahun depan
    anyway smngat ya bro…..keep fighting ๐Ÿ˜€


  31. pada November 28, 2009 pada 5:49 pm sora9n

    ^

    Saya nggak lagi sibuk skripsi kok. ^^;;

    Tapi, ya, ada urusan ini-itu di dunia nyata. Walhasil jarang update. ๐Ÿ˜›



Komentar ditutup.

  • About Me

    sora9n

    NOTICE:
    Blog ini tidak dilanjutkan lagi. Penulisnya sudah pindah ke alamat baru: [link]

    Sebagian posting lama telah diset privat.

    [guestbook entries]
  • Disclaimer


    This blog is personal property which is publicized. Readers are free to copy, republish, and distribute the content as long as the source is mentioned.

    [more on license page]

  • People visited this blog:

    • 1.458.686 times
  • My Picture Gallery

    -=-=-=-=-=-=-=-
    .: Gallery's Main Page :.
    -=-=-=-=-=-=-=-

  • Categories

  • Top Posts

    • Beberapa Kalimat Sapaan dalam Bahasa Jepang
    • Mengenal Huruf Kana (2) - Katakana
    • Sedikit tentang Mekanika Kuantum dan Filosofinya (4a/5)
    • [nihongo] Berkenalan dengan Huruf Kanji
    • Kata Ganti Orang Ketiga dan Jamak dalam Bahasa Jepang
  • Recent Posts

    • Akhir Sebuah Perjalanan (alias: Balada Pindah Alamat)
    • Current Playlist 2010.10.01: World Music Edition
    • Grandpa’s Old Typewriter
    • [nihongo] Berkenalan dengan Huruf Kanji
    • Mengapa Tertarik Belajar IPA?
  • Archives

  • Metadata for This Site

    • Daftar
    • Masuk
    • Entries feed
    • Feed Komentar
    • WordPress.com

WPThemes.


Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan penggunaan mereka.
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie
%d blogger menyukai ini: