“Susah memang kalau menyangkut perasaan.”
~ yud1
Biasanya, beberapa waktu sekali, saya berkesempatan jadi pendengar curhat orang-orang yang saya kenal. Saya sendiri OK saja. Bagaimanapun, mendengar kisah dan masalah yang dihadapi orang lain bukan tak ada manfaatnya. Paling tidak saya berkesempatan mengambil hikmah — kalau ada — dari pengalaman yang diceritakan.
Meskipun demikian, ketika saya menggali ingatan lebih dalam, saya menemukan hal yang mengejutkan. Ternyata banyak dari curhat tersebut memiliki tema umum yang sama.
Romance. Hubungan antara pria dan wanita.
Dan, lebih jauh lagi, ada semacam recurring theme yang berlangsung dalam genre curhat tersebut.
Bahwasanya, banyak kasus kaum hawa dikecewakan oleh cowok dense! ๐ฏ
Yup, begitulah adanya. Entah kenapa. Dan entah kenapa pula, jadi saya yang dicurhatin soal itu? Bagi saya ini suatu misteri.
Memangnya, apa sih menariknya, naksir cowok cuek-bebek yang nggak pedulian? Itu bukannya makan hati, ya? ๐
Alhasil, saya kemudian jadi tertarik meninjau ulang curhat-curhat tersebut. Berikut ini tiga di antaranya.
(note: nama dan identitas klien curhat dirahasiakan) ๐
***
Sebutlah namanya mbak A. Mbak ini sempat naksir seorang rekan yang sangat cocok dengan tipe idealnya (tipe idealnya tak usah dijelaskan di sini). Meskipun demikian, si cowok ini punya sebuah kekurangan: cueknya nggak ketulungan.
Alhasil, si mbak ini jadi sering makan hati. Walaupun menurutnya ia sudah lebih dari sekadar teman, ia tak berhasil mendapat kepastian dari sang pria. Tak peduli ia sudah berupaya habis-habisan untuk bisa dekat dan menjaga komunikasi. Reaksi yang diperoleh tetap sama, datar seperti loyang kue bolu.
Mbak B, orang yang berbeda, punya kisah yang juga berbeda. Dia punya seorang teman dekat — cowok — yang membuatnya merasa nyambung. Mungkin bisa disebut sebagai soulmate.
Sayangnya, meskipun sudah bertahun-tahun kenal, hubungan mereka tak beranjak lebih dari sekadar teman. Ada kesan bahwa si cowok lebih tertarik pada dunia dan hobinya sendiri. Main game, kuliah, dan sebangsanya seolah lebih menarik daripada mengurus hubungan yang berlandasan pada komitmen™. ( ๐ )
Di sisi lain, mbak C lebih beruntung daripada mereka yang disebut sebelumnya. Ia berhasil jadian dengan cowok yang disukai. Sayangnya, sang cowok (kita sebut sebagai “cowok X”) orangnya cenderung tidak peka.
Berulang kali mbak C bercerita ke saya bahwa cowok X ‘hobi’ menyampaikan opini tanpa diolah. Truth hurts, mungkin begitu istilahnya. Curhat ditanggapi dengan “lho, memang kamu yang salah!”; “memang harusnya begitu”; dan lain sebagainya. Ditambah lagi cowok X ini juga sering menanyakan hal-hal yang — menurut mbak C — menyakitkan. “Aku takut kalau aku jatuh cinta sama mbak Y. Bisa-bisa aku tergiring selingkuh…”
Dan lain sebagainya.
***
Tentunya, mendengar curhat di atas, perasaan saya sendiri jadi terbawa-bawa. Di satu sisi saya merasa dongkol pada cowok-cowok menyebalkan tersebut. Di sisi lain, saya juga bingung: kok mau-maunya sih para mbak itu bertahan menyukai cowok yang bersangkutan? Ini apa bukannya parade menyakiti diri sendiri? ๐
Bagaimanapun juga saya harus menanggapi keluhan mereka ini nggak enaknya kalo dengerin orang curhat x(. Jadi, biasanya saya bilang ke mereka yang masih single:
“Lo cuma bergantung sama harapan pribadi. Itu semu. Kalau harapan lo bener, lo beruntung. Tapi, kalau salah, yang paling sakit itu lo sendiri…”
“Saran gw sih, pastiin ke orangnya. Mungkin bakal sakit, tapi itu mendingan. Lebih baik daripada jika harapan lo runtuh dan menimpa diri lo pada akhirnya.”
Walaupun, jika sedang jahat, saya biasanya menanggapi dengan kalimat berikut:
“Halah, apa sih cowok nggak jelas kayak gitu. Tinggalin aja napa?” ๐ฎ
Tentunya saya juga harus menimbang mood si pendengar sebelum menjawab. Tapi itu cerita lain untuk saat ini™. ๐
Di sisi lain, mbak C punya kisah yang berbeda. Beliau cukup sering meminta ‘bantuan’ saya dalam menghadapi pacarnya.
“Sora! Itu kok si X nggak peka banget sih? Bantuin dong!” ๐
“Kemaren tuh, masa si X berbuat begini. Enggak banget kan??” ๐
dsb.
Biasanya sih saya menjawab dengan sadis:
“Yaudah, putusin aja.” =3
Walaupun, jika sedang baik, saya juga bisa memberi jawaban yang menyenangkan. ๐
“Yaah, dia memang begitu, sabar aja lah.” ^^;
“Perubahan itu butuh waktu… dia juga punya proses belajar.”
Jadi, dengan demikian, saya pun menyampaikan tanggapan seperti di atas. Tentunya setelah disesuaikan dengan mood para mbak ybs.
Meskipun begitu, tahukah Anda apa yang aneh? Ternyata masalah ini belum selesai.
***
Berikut ini adalah respon yang saya dapat ketika menyampaikan tanggapan-tanggapan di atas pada ketiga mbak tersebut. Dan hasilnya adalah…
Mbak A:
“Iya sih… tapi gimana dong. Dia ini tipe gw banget.”
“Ah, seandainya aja gw gampang jatuh cinta. Mungkin gw nggak akan semenderita ini.” ๐ฆ
Mbak B:
“Iya sih. Tapi sementara ini gw belom ketemu orang lain yang bisa seperti dia. Mungkin suatu hari nanti bakal ketemu, tapi entahlah.”
Mbak C:
(+) Yaudah, putusin aja. =3
(-) Nggak mau! ๐ฆ
–> FYI, jawaban ini cuma buat bercanda. ๐
(+) Yaah, dia memang begitu, sabar aja lah. ^^;
(-) He-eh… emang harus sabar sih ya.
–> yang ini jawaban serius
…
…
…
Jadi, intinya, saya bingung.
Kalau memang menderita sama cowok dense dan tidak peka. Dan juga sudah mengiyakan jawaban yang saya sampaikan. Kok… masih mau sih, bertahan dan menderita menghadapi ketidakjelasan sang cowok? ^^;;;
Sumpah, saya bingung! XD
Maka, benarlah perbicaraan dari rekan yang saya kutip di atas. Berhubungan dengan perasaan itu adalah hal yang rumit dan belum tentu logis. Bahkan bisa berpotensi menyusahkan, terutama jika Anda sendiri yang jadi korbannya.
Mungkin karena rasa adalah segalanya. Siapa yang tahu? ๐
—–
Ps:
Bagian keempat dari seri QM akan dirilis setelah postingan ini. Sorry for the delay. ^^
Two words: Mystery. Challenge. Justru seringkali cowok yang terlalu terbuka dan gampang diraih malah nggak laku-laku ๐
Oh, dan satu lagi: Sesuatu yang didapet dengan susah payah, lebih susah pula untuk melepaskannya ๐
*terpana ๐ฏ *
Tumben postingan kaya gini? ๐
Dan kebetulan si Joe juga nulis yang setema.
Ada apa gerangan kok tiba-tiba beberapa mantan anggota Peleton 2007 menulis postingan seperti ini?
*menunggu geddoe menulis cerita cinta ๐ *
*atau sudah ada? ๐ *
BTT…
Sepertinya si B dan C disuruh nyoba dulu aja buat bertahan sama cowoknya.
Saya pernah baca (lupa di mana, kalo ga salah dari blognya Bangaip), ada laki-laki yang ga betah sama pacarnya, mau putus, ga jadi, dan ternyata beberapa bulan kemudian mereka menikah dan sang laki-laki sangat bahagia…bertolak belakang dengan apa perasaannya beberapa bulan sebelumnya.
BTW…
Kadang bingung juga kalo ngadepin cewek curhat…
Dulu ada temen cewek curhat sama saya…
(Padahal saya sendiri merasa bukan orang yang tepat untuk dicurhati ๐ )
Saya kasih pendapat, eh dianya bilang
” , kalau ada cewek curhat itu diem aja, ga usah ditanggepin”
Nah lo…bingung ga…
Susah ngadepin cewek…
Harus bisa memahami jalan pikirnya yang seringkali berbeda…
…
Entahlah, untuk masalah cinta, saya memang ga sejago si Joe… ๐ฆ
…
(ini RSS Readerku kok nggak jalan ya, harusnya setiap ada postingan baru di blog ini dia ngasih kabar…)
…………………………
Eh kok mantan calon ngajak chatting pagi-pagi buta…
Menambah kelam pagi yang sudah kelam…
*bernyanyi*
Lelaki…dan rembulan…
(malah curhat)
@ sora9n
๐ ๐ ๐
Suatu saat saya akan pakai idiom ini. Walau mesti dipaksakan. ๐
Ahem.
Ya mungkin di luar ke-dense-an masing-masing penjantan di atas, mereka punya “fitur” yang ideal bagi pasangannya dan susah dicari?
Misalnya ada cewek yang suka cowok dengan afro merah jambu. Sekalinya dapat, sering tidak peka. Apa mau dikata? Sebab,
+ Ketidakpekaan bisa disembuhkan.
+ Kalau diputuskan, afro merah jambu sulit dicari.
๐
@ lambrtz
Cinta pada apa dulu? Kalau lontong, sudah saya tulis sejak dulu. ๐
Same question to women then :
Kenapa cewek yang unbelievebly attractive (in physical and attitude) sangat tidak peka dan menganggap “sebagai teman”?
@geddoe
Lontong?
*mulai curiga dengan orientasi seksual geddoe :razz:*
Kalo cuma nggak peka sih mending. Saya biasanya dicurhatin sama cewek yang suka sama bajingan. Anehnya, semakin bajingan tuh cowok, si cewek seperti makin suka. ๐ Saya benar-benar tidak tahu ada apa antara perempuan dan pria brengsek. Kasihan pria baik-baik, kata mereka membosankan, “datar seperti loyang kue bolu” dll.
Bad boys bad boys
Watcha gonna do, whatcha gonna do
when they come for you..
๐
soalnya pada dasarnya cewek itu aneh
kadang-kadang cowok dipaksa bilang “iya” padahal tadinya sudah bilang “nggak”. tapi setelah si cowok bilang “iya”, ealah… si cewek malah ngamuk.
dan romance pun juga aneh. berlaku buat semua jenis kelamin, kayaknya. biar udah disakitin kayak gimana pun kalo dasarnya suka setengah modar, biasanya malah jadi kayak candu; kayak nyuntikin obat bius ke badan. sakit tapi selalu pengen ngerasain rasa sakit itu.
maka kalo kita nyaranin putus aja ke mereka, biasanya mereka malah bertahan untuk mati2an berjuang mempertahankan hubungan.
kesimpulannya: jangan pernah menanggapi curhat cewek dengan terlalu serius. mereka cuma butuh tempat buat didengarkan dan menumpahkan perasaan. mereka aslinya nggak butuh solusi dari kita karena apa? karena, eh, karena cewek itu cenderung buta arah dan cowok itu tidak bisa memikirkan banyak hal sekaligus, hohohoho!
Karena si cewek berdelusi kalau kebajinganan itu adalah sesuatu yang bisa ia ubah, dan deep down inside, si cewek percaya cowok bajingan itu sebenarnya hanya haus perhatian dan kasih sayang (-nya si cewek, khususnya). They like playing ‘mom’, but they also still like the machoism and manliness of a rebel. I’m sure tvtropes.org has a more comprehensive discussion and examples on this ๐
Sedihnya, seringkali inilah awal dari KDRT oleh suami yang abusif ๐ฆ
*Buru2 ngecek log chat ama Sora*
.
..
…
….
*bingung melihat tanggapan para cowok*
Intinya sih kalau cewek curhat, dengerin aja. Kalau ditanya baru dijawab. Soalnya cewek curhat ke cowok itu pengen tahu dari sisi cowok nasihat yang baik tuh kayak gimana. Pengen tahu cara berpikir cowoklah intinya.
@gentole
Cowok bad boys kayak gimana? Playboy, bandel (kayak Ali Topan), ngedrugs atau yang kayak gimana? Btw, cewek suka badboys biasanya pas masih belasan atau 20-an awal; kalau yang udah dikejar target kapan kawin itu lebih suka yang sudah mapan.
cewek itu terkadang aneh.kalo ada cowo cuek, dianggap cool ato keren gitu kali ya? ๐
skrg rasain kalo dicuekin berlebihan, makan tuh cool ๐
omongan saya di-quote… =3
laku, sebenarnya. tapi umumnya cowok kayak begini itu ‘either taken or gay’… atau terlalu dense sampai cewek itu makan hati. AFAIK umumnya cowok-cowok kayak begini juga yang punya tipe ‘penggemar jarak jauh’ — belum pernah survei beneran juga sih, jadi nggak tau valid atau nggaknya.
*ngakak guling-guling*
this. is. what. I. want. to. say. ๐
atau mungkin lebih tepatnya, karena cewek-cewek ini kadang bisa begitu clueless tentang hal-hal yang menurut seorang cowok sangat obvious… dan sebaliknya buat cowok ke cewek.
technically, untuk hal seperti ini dibutuhkan orang yang punya pikiran yang balanced dalam memahami jalan pikiran cewek (pada umumnya) dan cowok (pada umumnya). which to sum up, (konon katanya) anak-anak psikologi itu enak diajak curhat, karena basic-nya sudah ada… katanya sih.
sori, ketinggalan…
ah. btw, kayaknya saya tahu deh siapa mbak A, mbak B, dan mbak C ituh.
mungkin bukannya ‘nggak peka’, believe it or not.
tapi konon katanya,
ada juga beberapa variabel lain sih, tapi begitulah kira-kira. ๐
Kayaknya ada yang kesindir nih
Sumpah deh, gue juga gak ngerti banget masalah beginian ๐
*kayaknya sang Penulis lagi curhat*
Itulah, kenapa saya tidak suka cowok…
*berlalu…
@ Catshade
Makanya saya kasih tag yang bersangkutan. ๐
Ini kok persis kayak omongannya mas Joe, ya…? ^^;;
:::::
@ lambrtz
Buat penyegaran.
Ah, itu mah nggak usah dibilangin. Sampai sekarang pun mereka masih naksir cowok yang sama. ๐
Yang bikin saya heran
dan masygulitu justru cowoknya. Udah diperhatiin, dikagumin, dan disabar-sabarin, masiiiiih aja kayak gitu. Kayak nggak ada rasa banget sih. ๐IIRC, saya juga pernah dibilangin kayak begitu. Terus saya bilang ke dia:
“Lo ini mau menyelesaikan masalah, atau cari pembenaran?”
Dalam beberapa kasus manjur, sih. Bagaimanapun saya BT juga, kalau hari ini dicurhatin soal X, dan beberapa hari kemudian dengerin hal yang sama tanpa ada kemajuan. ๐
Mungkin belum muncul. Soalnya saya rilis ini sekitar tengah malam, dan masnya nulis komentar sekitar jam 1. ^^
:::::
@ K. geddoe
Ya, itulah yang diomongin sama mbak A dan B. Kan udah saya tulis di atas.
O RLY…? ๐
Tapi, bukannya gimana-gimana, sih. Terkadang perjalanan menghilangkan ketidakpekaan™ itu sendiri makan waktu lama… itu pun derajat kemajuannya bervariasi.
Mbak A akhirnya berhenti mengejar cowok ybs. setelah 6 tahun. Di sisi lain, Mbak B, udah bertahun-tahun juga masih gituuuu aja (walaupun masih berharap). Tauk dah kapan cowoknya bakal sadar. ๐ฎ
:::::
@ dnial
Curhat colongan detected…
Mungkin dia sekadar nggak ingin memberi harapan, sih, mas. Saya sendiri kadang-kadang begitu. Kalau ada yang naksir tapi nggak ingin saya tanggapi, biasanya saya perlakukan kayak begitu juga… (o_0)”\
*menyadari tatapan sadis dari sekeliling*
*didatangi massa bergolok*
*tewas dicincang karena narsis* x(
:::::
@ gentole
IMHO sih, itu semacam riding the thrill. Jadi menikmati sensasi aneh-mengerikan gimanaaaa gitu. ๐
Seperti halnya orang naik roller-coaster. Udah tahu bikin ketakutan dan menyiksa diri, tapi kok dijalanin terus ya?
:::::
@ joesatch yang legendaris
sebagai playboy cap kaleng ๐Iya tuh… jadi inget juga yang kayak gitu. Tapi yang ngomong cowok sih. (o_0)”\
Dunia yang aneh. ๐
Ya, itu yang saya bilang ke mas gentole di atas.
…… ๐ฎ
*mendapat kebijaksanaan*
Terima kasih banyak, guru. Kebijaksanaan saya kini bertambah lewat ajaranmu. m_(u_u)
๐
:::::
@ Catshade (lagi)
AHAAAAAAAA~……!! ๐
*ketawa gaya Sir Lloyd di Code Geass*
:::::
@ Nenda Fadhilah
Lha, kalo nggak ditanya? ๐ฎ
Kalo gw sih, biasanya *secara implisit* menekankan poin berikut ini ke orang yang curhat ke gw:
Alhasil, gw jadi sering menyampaikan opini tentang bagaimana seharusnya menyikapi cowok yang bikin ribet ybs. Bagusnya? Mereka nggak keberatan dengan itu. Mungkin karena penyampaian gw cenderung simpatik. ๐
*dirajam karena ngoceh seenaknya*
Yup, yup. =3
Ah, shit, gw ini orangnya rebel. Berarti 6-7 tahun lagi nggak ada cewek seumur yang naksir gw, dong. x(:::::
@ toim
Tapi, masbro, kalau cowok cool yang berlebihan itu bisa
dijinakkanditaklukkan, itu bakal jadi pencapaian tersendiri. Kayak kasusnya Dian Sastro di AADC, noh.~cowok berandal jutek nggak jelas, “sok bintang banget!”
~ee lha kok ya, akhirnya naksir… ๐
:::::
@ yud1
*batuk-batuk*
*batuk-batuk lebih keras*
Lha, itu mbak C sama cowoknya? ๐ฎ
Yang satu merasa benar dengan tembak langsung. Yang satu lagi juga merasa benar dengan pendapatnya: “bukan gitu dong caranya!”
Halah. Susah memang kalau menyangkut perasaan™. (-_-)
Iya, gitu? ๐
*no comment*
Cowok juga, kok. Kadang-kadang. ๐
*ahem*
Neh~! Gimana kabarnya si Tomoyo?
@ secondprince
Ada yang merasa? ๐
Yang jelas, saya sedang sharing. Saya kan sedang bercerita pengalaman saya berhubungan dengan curhat. ๐
:::::
@ Nazieb
Saya juga tidak suka cowok. Orientasi saya normal, soalnya. ๐
What? Masochism?
*komentar psikolog emang rasanya beda*
Hmm, sora-sensei jadi tempat curhatnya para cewek?
Ya, seperti yang udah dibilang diatas. Cewek itu curhat cuman untuk jadi pelepas mood aja. Asal udah ngomong, batinnya jadi lega. Malah kalo dinasihatin tanpa diminta, bisa tersinggung. Contohnya aja kalimat ini…
Dan sikap cowok yang diatas itu adalah sikap alami sebagai seorang cowok. Cowok itu tipe ‘pemikir’ dan begitu cewek curhat, cowok langsung dikasih solusi, dengan anggapan si cewek bisa diam, ga ngeluh terus, dan masalahnya teratasi. Padahal yang dibutuhkan cewek bukan itu…
Btw, udah pernah baca buku “Why Man Don’t Listen and Woman Can’t Read Maps”?
Putus itu ga enak (katanya…)
Dan katanya lagi, bagi seorang cewek, punya cowok yang cool itu merupakan suatu kebanggan tersendiri…
Jangan kuatir bung sora, masih banyak loli di lautan lepas XD
Btw, saya jadi ingat seorang dosen yang masih tetap ‘rebellious’ (tepatnya sih terlalu berjiwa ‘seniman’) sampai masa matangnya (umur 40-an lebih), akhirnya dia menikahi mahasiswinya sendiri yang baru dipacari beberapa bulan… ๐
Rasanya saya jelas-jelas nulis “machoism”. MACHO-ISM. I think this is another case of a Freudian slip ๐
It proved my deficiency in understanding this kind of problem. ๐ฆ
*meratap*
Oalah Mak’e…kapan kawinku…
…ehm…
~by toim
~syaorannatsume
Jadi inget Zetman, chapter sekitar … waduh ga enak nyebutnya, ada yang di bawah umur ๐
Yah yang pasti di sekitar tengah-tengah lah, waktu ceweknya pada terperangkap.
…tapi apa memang benar begitu ya yang terjadi dengan Mbak-mbak ABC ini?
huhu memang cowo itu bodoooooh, mau yg dense, mau yg kepinteran, semuanya bodoh x(
~maaf ya, buat yg dense ataupun yg kepinteran xD
Tipe, tapi nggak cocok? ngapain maksa…
Makanya, berusahalah untuk menjaga hati. Dengan kata lain jangan jatuh cinta pada orang yang tidak benar benar sehati dengan mu….
Suka boleh aja, tapi untuk cinta? nanti dulu….
Saya pikir, para cewek itu cuma kurang percaya diri aja. Kalo mereka percaya sama perasaan mereka, dan percaya bahwa Tuhan telah menetapkan pasangan sejati yang terbaik buat dirinya, nggak perlulah mengalami kejadian macam gitu…
Buang-buang energi… toh belum tentu yang jadi pacarnya itu adalah jodoh yang ditetapkan tuhan untuk mereka…
pacaran aja kok di pusingin.
kalo yang berkelakuan menyebalkan itu adalah suami mereka, baru deh, perlu dengan serius memikirkan bagaimana sebaiknya
heran deh sama dialog ini. Kalo si embak bersedia jadi pacar si cowok dan ngakunya cinta, kenapa dia nggak ngomong langsung sama si cowok dengan tingkahnya itu.
Menurut saya, kalo cinta, maka kita percaya, dan percaya berarti perduli satu sama lain….
itu khan sama aja membuka aib orang yang kita cintai, dengan kata lain membuka aib diri sendiri, karena bisa-bisanya mencintai cowok macam gitu ๐
*kampanye*
Pacaran itu nggak ada manfaatnya….
Lihat sendiri kan….
ah, sudah lah….
P.S
Lupa nambahin di komentar “masygul”
To semua yang terkait disana, paling cepat besok saya datang lagi…
Mohon maklumnya…
ini… topik yang bisa jadi ‘debat’ panjaaaaang sendiri lho. ๐
…dan ada juga kasus bahwa *ternyata* yang jadi suami (atau istri) mereka bukanlah jodoh yang ditetapkan tuhan untuk mereka! percaya nggak percaya. ๐
~sori OOT
@ gentole
Katanya sih, macho-ism. ^^;;
*ketuker letak beberapa huruf, nggak papa lah* xD
:::::
@ syaorannatsume
Jangan tanya. Saya sendiri heran kok. =_=!
Uh… tapi yang saya alami rada beda. Emang sih, mereka kelihatan lega habis curhat itu. Tapiiiii…
…beberapa waktu kemudian, mereka curhat lagi ke saya soal itu… T__T
* * *
Makanya seperti yang saya bilang di komentar #15. Sebisa mungkin orang harus berperan menyelesaikan masalahnya. Jangan cuma cerita doang. ๐
Tapi… sekadar melegakan batin hari ini, sementara besok terjadi lagi. Dan besoknya curhat lagi, dan besoknya makan hati lagi.
Ini apa nggak mirip orang melarikan diri dengan alkohol? OK, sementara lega — tapi masalah aslinya kan masih ada? ^^;;
(CMIIW)
Pernah denger, sih. Tapi belum pernah baca. (o_0)”\
Lha, kalau masih gebetan kan belum nyambung? ๐ฎ
…… XD
*hands up, menyerah*
:::::
@ Catshade
Tapi saya nggak suka loli… ๐ฆ
*banyak maunya*
Hmmm… ๐
Hooo…
…
…
…
*masukkan ke daftar pertimbangan masa depan* xD
:::::
@ lambrtz
Tidak ada kata terlambat untuk belajar, masbro… (u_u)
Emang kejadiannya kayak gimana? Saya nggak ngikutin komiknya, nih. ^^;;
:::::
@ Apret
Itu apa bukan terlalu generalisasi…? ^^;;
@ Snowie
[disclaimer: bakal panjang dan rada OOT]
Kamu terlalu terpaku pada ide-ide kamu sendiri. Percaya bahwa “harusnya begini-begitu”, “harusnya begini-begitu”. Tapi kamu nggak membumi — kamu nggak kenal dunia yang kamu bicarakan. ๐
Kamu bilang pacaran nggak ada manfaatnya. Lalu apa? Ta’aruf? Itu bukan solusi ajaib.
Pernah dengar pasangan ta’aruf yang frustrasi? Istrinya snap, membunuh tiga anak mereka yang masih kecil. Ini terjadi pada seorang alumni masjid kampus saya.
Kamu bilang “jangan jatuh cinta” pada orang yang tidak benar-benar sehati. Tapi, kamu tahu apa soal itu? Perasaan aneh yang tak bisa kamu kebaskan sekalipun ingin. Orang yang bisa bilang “jangan jatuh cinta” adalah orang yang nggak tahu dan nggak pernah merasakannya secara langsung.
Dengan gampang kamu mengibaskan argumen yang berlawanan dengan jalan pikiran kamu. Meskipun begitu, mungkin kamu sendiri nggak begitu paham apa yang kamu bicarakan. ๐
* * *
Akhirnya saya tahu kenapa kita selalu bentrok. Sejak masalah agnostisisme yang dulu, terus sampai buku Agus Mustofa yang kemarin. Cara pikir kita berbeda.
Kamu berangkat dari nilai-nilai yang ada di kepala kamu, tapi kamu tidak mengenal dunia. Saya sebaliknya: saya belajar dari dunia, dan kemudian membentuk cara berpikir dari situ.
Kamu dulu menyuruh saya membaca kitab, percaya itu yang paling benar — tapi kamu tidak menimbang skeptisisme saya. Kamu ingin saya percaya pada buku Agus Mustofa, tapi kamu tidak mengenal fisika yang sebenarnya. Kamu bicara jangan pacaran, bicara “jangan jatuh cinta” — but, honestly, do you know any damn thing about its practice? Dan lain sebagainya.
Ini yang membuat saya jengkel pada kamu. Kamu selalu berpikir bahwa ide-ide kamu benar, tapi kamu tidak memandang kenyataan yang sebenarnya. Kamu tidak memandang audiens kamu. Kamu tidak memandang dunia. Bahkan jika diberi fakta pun, kamu cenderung menginterpretasikan dengan cara lain. Ingat bagaimana kamu mencoba me-reinterpretasi penjelasan fisika di post yang kemarin.
Saya cukupkan sampai di sini. Mudah-mudahan bisa kamu jadikan pertimbangan untuk diskusi kita ke depannya.
BTW, kelupaan:
Sebenarnya sudah. Bahkan sampai berulangkali. Sayangnya si cowok itu tidak kunjung berubah. Alhasil beliau (si mbak C) kemudian bercerita masalah tersebut pada saya… but meh.
You only care about oh-sweetly-destined couples who live happily ever after, right? ๐
@ yud1
Indeed. ๐
*merhatiin ucapan mas sora di atas*
.
*garuk2 dagu*
.
biasanya yang kek gini malah bisa jadi akrab, and then… ah, klise banget ^^;;
*ngumpet di kolong meja, cekikikan*
*nunggu komennya mas sora*
Jadi ada salah satu tokoh yang super cool, super cuek, terkenal pula, yang punya banyak fans cewek. Kemudian ada musuh yang berniat menjatuhkan popularitas dengan mengkloning sang tokoh (atau membuat robot yang sama persis, saya lupa), memperangkap para cewek ini di bangunan yang tertutup, menyebar kloningan/robot supaya bertemu dengan mereka, merayu, dan kemudian berlanjut ke aktivitas yang tidak semestinya…tahu lah ๐
Tentu saja para cewek mau melakukannya, la wong ngefans sama si tokoh.
(mereka ga tahu itu kloningan/robot)
Nah saya jadi berpikiran, apa mbak-mbak ABC ini juga sebegitu ngefansnya dengan para mas-mas cuek seperti halnya cewek-cewek di komik itu…
Lolipop?
*sok culun*
Mbak Snowie itu perempuan kan?
Hng…
mungkin beliau pernah trauma soal ginian
.
.
*gali kubur*
*perang bisa meletus sewaktu2*
Tidak terlalu ringan memang, tapi relatif demikianlah. Mungkin perlu saya amandemen. ๐
Waduh, habis komentar saya kirim kok tiba-tiba ada komentar panjang dari Sora? Pantesan tadi cuma sampai ngomentari Apret.
…dan serius pula…
Jadi ga enak dengan Sora gara-gara komentar #28 yang saya tulis…
Lihat-lihat situasi dulu saja…
@Snowie
Yang Sora omongin kan pada intinya masalah hubungan antara cewek dan cowok. Kebetulan, yang Sora membahas yang belum menikah bahkan beberapa belum berpacaran. IMO, mau orang pacaran atau menikah, isu dalam hubungan mereka kurang lebih banyak yang sama. Walaupun karena masalah usia mungkin ada hal-hal yang berbeda seperti keputusan apakah si isteri bekerja atau tidak, bagaimana mengurus anak, dll.
Tetapi, tentunya ada masalah-masalah yang sama. Gw dulu sering baca kolom konsultasi perkawinan di majalah. Ada yang konsultasi masalah komunikasi karena suaminya cuek, suaminya punya kebiasaan yang memalukan, long distance, dan lain sebagainya.
Dan satu lagi, enggak ada rumus baku mengenai siapa itu jodoh kita. Ada yang pacaran lama terus jadinya bosan kayak teman dekat saya tapi ada juga yang pacaran sebentar/taaruf terus menikah lalu menyesal karena kurang saling pengenalan. Ada juga yang mesti menjalani jalan berliku untuk bisa menikah dengan orang yang dicintainya seperti J.R. Tolkien.
Ralat: kata ‘usia’ diganti ‘status’.
@ esensi
Wah, nggak tahu juga. Saya sih bukannya benci orangnya, melainkan sifatnya. Kalau sifatnya berubah, tentunya saya nggak punya alasan untuk membenci. ๐
~dunia itu indah
~kalau semua orang mau saling mengerti. ๐
:::::
@ lambrtz
Ah, tidak mengapa. Masalah saya dengan beliau, nggak seharusnya mempengaruhi pembaca yang lain. Lagipula sudah saya kasih disclaimer OOT di komen ybs. ^^
*anggap saja DisContinuity* ๐
…… ^^;;
Ya, itulah komik shonen. Maklum dong, deh? ๐
Konon katanya, beberapa karakter loli suka makan lolipop. Enggak tahu juga yaa… ๐
::::::
@ K. geddoe
Well, I’m trying to put a stop to it. Anggap saja semacam notifikasi. ๐
Ini analog dengan perkara curhat yang saya singgung di komentar2 sebelumnya. Sekadar mendiamkan tanpa menyelesaikan masalah, hanya mengakibatkan terjadinya makan hati yang sama di masa depan.
Desho, desho?
:::::
@ Nenda Fadhilah
…leave it to you, lah. ^^;
Jadi, sora sering dicurhati cewek ya?. Persis sperti perkiraanku…
Komen saya satu nada dengan catshade, joesatch dan syaorannatsume: Putus itu gak enak! OK, karena dua diantaranya statusnya gebetan, maka jadinya: Sendiri (& gak ada yang dikejar) itu gak enak! Setidaknya buat mereka. ๐
Status gebetan itu, IMO, selama si cewek tidak punya saingan dalam mengejar si cowok (& satu kampus tau kalo dia naksir si X) maka hubungan mereka bisa dibilang; “ada”. ๐
Karena sendiri itu gak enak, situasi stagnan seperti diatas saya pastikan akan terus berlanjut selama cewek2 itu tidak punya alternatif (cowok) lain untuk menggantikan posisi yang ada sekarang. (dengan asumsi saya tidak tau selama ini apakah ada cowok lain yang naksir A, B & C tapi ditolak)
& berdasar pengalaman, Sou, biasanya seseorang berhenti jadi tempat curhat kalo sudah punya pacar. Tapi itu cerita lain pastinya… ๐
Curhat ya? Saya sering curhat dan dicurhatin…
Selama anda terlihat baik hati, anda akan dicurhatin. Jadi… *kicked*
*pertama kali baca*
wew, ga nyangka ternyata sora srg di curhatin begini toh?
btw, saya pernah baca di satu majalah cewek..
“we love good guys because they never forget when our bithday is, never forget to bring some flowers, never forget to smile nicely and listen to our stories..but we love bad boys even more! Maybe they totally forgot our birthday but then they make it up even better and more romantic!”
dan somehow saya setuju….
btw, bad boys nya refer ke yang cuek bebek gitu..
*setelah baca komen 22 dan ke bawah*
seems like things getting serious over here, eh?
@ jensen99
Kalau temen2 saya di kampus sampai denger ini, mereka bakal jatuh terbalik-balik saking kagetnya. Oh well…Oooh, saya mengerti. Jadi sebenarnya ini kegiatan “memberi makna hidup”, toh.
Sejauh yang saya tahu sih, mbak A akhirnya dapet saingan. Akhirnya beliau pun memutuskan meninggalkan sang cowok ybs…
*dipikir-pikir rasanya kok ngenes juga* ๐
AAAAAH, saya ini orang yang mengorbankan diri untuk kepentingan dunia. Jadi biarlah hal tersebut ditukar dengan kebahagiaan orang lain. ๐
*sok mengorbankan diri*
*dibunuh karena nggak tahu malu* xD
:::::
@ Adriano Minami
Apa karena saya punya kepribadian yang memancar™ dari dalam hati, ya. ๐
*ditendang*
:::::
@ grace
Jangan tanya. Saya aja bingung, kok. ๐
Aah, sebenarnya para bad boys itu tidak bermaksud jahat. Mereka cuma terkadang lupa. Kalau diingetin juga, bakal paham + minta maaf kok. ๐
(kenyang dengerin kisahnya mbak C)
…
BTW, is this actually what a girl wants? ๐
*belajar kebijaksanaan lagi*
My sorry for that. The quotes were so irritatingly irresistible for me to respond. Hence the following outburst. (-_-)
*could have calmed it down, though. but no*
Wauw! *baca komentar2 di atas* jadi begitu ya pandangan “sebenarnya” para pria ketika dicurhatin ๐
Saya setuju dengan mas joe, ndak perlu terlalu serius, gimanapun mbak2 ini bisa “sadar atas kemauan sendiri nantinya”, salam untuk mbak A, B dan C nya ya
dari teman senasib๐Slamat jadi bantalan curhat juga untuk mas Sora, gak nyangka saya
Oya, jadi inget, kalimat paling manis dari teman saya (cowok), “Leave him, dear. C’mon, move on, it’s not your lost but his lost!” dengan ukuran huruf super gede. Mungkin kata2nya terdengar klise, tapi lumayan lah
@jensen99
err.. ya, sampai 2-3 alternatif bahkan ๐
hueww… saya jadi ngerasa bersalah suka curhat ma temen cwo saya.
mas sora yang kesusahan yah? bales aja, mas. curhat balik!
tapi kalo saya, kalo si cowok yang curhat balik sih saya malah seneng ๐ณ
abis cwo jarang curhat yah… kecuali kalo borongan kayak mas sora ini
Saya selalu menghargai cinta, asal bukan cinta yang murahan! ๐
.
Menurut saya orang (bijak) yang pernah gagal pacaran tidak akan memutuskan untuk berpacaran yang kedua kalinya (weleh..
pengalaman pribadi๐ )..
anak manusia yang sedang pacaran akan merasa tidak punya urusan apapun dengan dunia dan tetek bengeknya. yang perlu dipedulikan hanyalah perasaanya .
mereka seolah telah menemukan benua baru
dan menjadi pesaing Colombus..
ah..pacaran, sepertinya banyak hal yang lebih menarik dari pada hal itu..
.
*waduh.. saya sepertinya telah memasuki “wilayah lain” dengan berbagai kemewahan; manusia-manusia terpelajar, tingkat peradaban yang mengagumkan dan santapan nikmat yang gak bikin enegg.. ! ๐ .
bukan maksud saya menjilat, hanya sebuah usaha cari muka saja.
maap saya masuk dan menikmati sebagian suguhan sebelum dipersilahkan.. !!
IMHO,
Aku ngerasa cewek curhat bukan nyari solusi. Cuman pengen didengerin.
Jadi biasanya aku cuman mengiyakan, dan menanggapi seperlunya. Toh kalo dikasih nasehat juga ngeyel, malah kita yang makan hati.
Cinta itu pake perasaan, dan perasaan itu buta.
Do de math…
@ dnial
Kalo pengalamanku, masbro; yang sungguh cari solusi juga banyak kok, terutama yang:
1) permasalahannya dengan pasangannya (suaminya -tuk beberapa kasus-) sudah sampai tahap pertengkaran rutin. ๐
2) hamil, trus cowoknya ngilang, dan/atau perlu info untuk… (you-know-lah) ๐ฆ
3) tau kalo cowoknya temen deket kita, jadi dianggap lebih ngerti cowoknya. Syukur2 mo ikut repot menengahi. (biasanya, temen kita ini juga sedang ngeluh soal ceweknya. Lebih gampang bantu kalo yang bgini) ๐
4) apa lagi ya~? ๐
buta itu gelap, gelap itu gak bisa liat, gak bisa liat itu yang masuk lobang…
*diceburin ke got*
cewek emang maunya sendiri …. enak-enak main game … maen peluk cium aja …
๐
:: Sora9n
*shock*
Benarkah saya begitu? *muram*
*intropeksi diri*
*menemukan kenyataan bahwa …..* hiks.
Saya juga nggak setuju 100% dengan cara Ta’aruf.
nggak mesti para “ADK” menikah melalui ta’aruf, tapi juga nggak di dului dengan proses pacaran…
Maaf kan saya… (-_-)
Munkin benar, saya nggak memandang dunia. Saya terlalu sibuk dengan diri sendiri. Terlalu yakin dengan Ide sendiri yang benar. Nggak pernah memandang dunia…
Benar, itu yang selalu dibilang oleh Ibu saya, tapi yang nggak pernah saya dengarkan….
Merasa bahwa dunia ini baik-baik saja…
masalahnya, saya nggak tahu bagaimana harus memandang kenyataan…
Maaf khan saya…
๐
:: esensi
saya nggak pernah trauma soal begituan, Benar kata sora, saya hanya nggak pernah benar-benar tahu apa itu dan bagaimana rasanya jatuh cinta….
kalo pun saya mulai merasakan “perasaan-aneh-yang-nggak-bisa-dikibaskan” biasanya saya mati-matian mengabaikannya….
Dan menganggap itu cuma perasaan yang nggak ada gunanya….
menyedihkan ya?
*nangis di pojokan*
*pats Snowie in the back*
Jangan desperate begitu dulu… saya yakin suatu saat anda juga akan menemukan cowok dense + bajingan yang bisa anda
kejar-kejar tanpa harapancintai…*lirik sora*
*digantung*
@ Snowie
*suguhin teh manis anget*
Oho, jadi selama ini belum pernah jatuh cinta? Kalo begitu, mulailah dengan menghargai mereka2 yang sedang “jatuh” pada perasaan itu. Jangan langsung dihakimi, ya? ๐
bagaimana kalo dimulai dengan berhenti mengabaikan โperasaan-aneh-yang-nggak-bisa-dikibaskanโ itu? ๐
*lirik catshade*
*toast ^^_cU*
@catshade
Ntar dihapus lagi loh komennya….
*digantung*
@snowie
Trus yang dilihat pake dua mata itu apaan?
Maksudnya..
Jangan terlalu cepat menjudge suatu ide itu benar atau salah sampai kita ngerti esensi dari ide itu.
Dan…
.
.
Love will find you if you try.
Itu dari katakan cinta, ya?
@catshade
Saya masih penasaran dengan masokisme itu.
Becanda, becanda. Iya saya tahu, Catshade menulisnya machoism, bukan masochism. I was joking, guys. Jangan dihapus yah Mas Yang Punya Blog.
Masalah cinta-cintaan kayak begini memang bisa dibicarakan secara santai. Tetapi enggak selalu bisa. Ada sekali waktu saya benar-benar gak bisa menanggapi sambil lalu saja. Dulu pernah kawan saya (cowok) curhat tentang pacarnya yang bikin dia stres. Pacarnya sering ia pukulin. ๐ฆ Yang bikin saya bingung, pacarnya itu tidak pernah mau ninggalin dia. Suatu kali terjadi kecekcokan, dan lagi pacarnya dia pukulin. Kalau tidak ada keluarganya yang ikut menghalangi, mungkin udah…anyway, they are now husband and wife. Kemarin-kemarin sih saya juga dicurhatin sama cewek yang suka ama cowok padahal udah diputusin, diselingkuhin, dan dia merasa sakit karena itu, tapi yah gak mau ninggalin. Kenapa yah?
Is love that great and powerful? I mean, we never know for sure if it is really as we think it is, we [excluding Geddoe ] just believe in such thing, right? Why do some people want to get hurt for love? Is it because, ehem, it feels good?
Saya nggak nyolong curhat yah. Saya nanya beneran inih. Mudah2an gak OOT dan merusak kaldu.
Jangan dihapus yah, Sora9n. Kalo OOT edit ajah. Kan udah ada tuh di post tetangga triknya.
Lah? Kan tadi distop. Yang 49, hapus sajalah.
Btw, mungkinkah ada fasilitas untuk mengedit komentar kita di blog orang lain?
That is an evolutionary misfiring! ๐ ๐ ๐
*tertawa membahana*
*khusyuk mengikuti diskusi lagi*
*melihat komen #45*
sora, kamu telah merobek2 hati wanita, menelanjangi perasaan terdalamnya
Hayo Soraaa… ๐ Haayyyoooo… ๐ฎ
Asyik juga disini
Bisa dibilang saya menangkap sesuatu yang tersembunyi
*ini kayaknya masuk kategori OOT*
Lihat komen Mas Joe
Hooooo Mas Sora dan Mbak Snowie
*nggak ikutan*
eh sudah saya putuskan
saya panggil Mas Sora cukup dengan Sora saja tapi Mbak Snowie masih tetap pakai Mbak
*seolah-oleh itu keputusan besar*
Salam
Ah, yang seperti ini bisa diabaikan? hebat sekali, hebat…
saya pengen belajar bisa kayak gitu, sayangnya mungkin tak akan pernah bisa…
Hueee,,ada gosipkah disini? Ada apakah antara Mas Sora dan Mbak Snowie? *langsung ikutan komen klo ada gosip*
*siap-siap digetok*
Ah, ada baiknya saya kembali ke peraduan. Menonton jalannya diskusi jauh lebih baik daripada membuat gosip. Oye!
*langsung kembali ke pojokan menunggu perkembangan*
*batuk-batuk mencoba serius*
Why do some people keep smoking or injecting drugs despite their knowledge of its dangers, despite their FULL knowledge that their body is slowly rotting because of it?
It’s not only because ‘it feels good’, bung Gentole, it feels ADDICTIVE. A person with a clear head could realize that sometimes their infatuation and attachment might go over the line and become self-destructive; They have the capability and will to move on. On the other hand, another person with a loose self-control and highly delusional mind will ignore it because, as much as it hurts to fall in love/being in a relationship with someone, it hurts MUCH more to let it go and become completely alone in this cold, cruel world.
And yes, ladies and gentlemen, I just equated this warm and fuzzy little feeling named Love with tobacco and drugs. ๐
@catshade
Smack me… Smack me…
Smoke me… smoke me…
*that one didn’t came out right ๐ *
So, what you say is… people is better to be with someone one love and hurt rather than being alone and lonely, because some delusional thoughts that things get better?
Well… I conclude that our fear to be left alone are stronger than our fear to be hurt!
Ini adalah diskusi yang cukup absurd soal cinta. ๐
Aku pernah dengar ini :
Love is like pi, real, natural but irasional. ๐
Oh, jadi bukan karena “painfully gratifying”, tapi karena rasa takut — hidup banyak orang memang sepertinya dikendalikan oleh rasa takut. Selain tembakau dan obat bius, saya kira Tuhan pun bisa ditempatkan pada kategori yang sama.
Jadi, bukan masokis, yah. Ah, gak seru nih. ๐
@ takochan
Ya, itulah. xD
Kalo saya justru pake lagunya Mr. Big:
“Stand up little girl, broken heart can’t be that bad. When it’s through, it’s through… Fate will twist the both of you…” ~To Be With You
:::::
@ reikira
Lha… ternyata mbak ini cewek, toh. ^^;
*nickname-nya ambigu*
Euh… sebenernya sih nggak apa-apa. Asal jangan kebanyakan. ๐
Dan juga, kalau dikasih masukan… sebisa mungkin sifatnya yang lebih terbuka, gitu. Jangan langsung dimarahin. Biar gimanapun, kebanyakan cowok itu tulus kok kalau ngasih saran mengenai topik yang dicurhatin. ๐
*yes, I mean it*
Lha, saya curhatnya lewat tulisan. ๐ฎ
Bukankah katanya โmenulis itu bekerja untuk keabadianโ. Jadi, ya… lebih baik kalau saya nulis curhat di blog. ๐
*ngomong nggak penting*
*dilempar keyboard* x(
:::::
@ mengejaperistiwa
Ya, itu. ^^ Seperti yang ditulis di awal tadi…
“Susah memang kalau menyangkut perasaan.” ๐
Hoo, ya. Saya sendiri terkadang merasa begitu. Tapi, mempelajari seluk-beluk perasaan manusia yang terlibat di dalam cinta tersebut… nah, ini yang menarik.
Hampir semua kisah besar dipengaruhi oleh cinta. Dari jaman Ramayana sampai Raden Mas Minke, semua mengalami. Jadi tentunya ini bukan perkara sembarangan. ๐
[/ocehanNggakPenting]
Ah, tidak apa. Selamat menikmati kalau begitu. ^^
:::::
@ dnial
Cinta = perasaan
Perasaan = buta
Cinta = buta
…
…
…
Salah ini. Kalau memang cinta itu buta, buat apa ada bikini? ๐
*ketularan A Mild*
:::::
@ jensen99
Menurut pengalaman saya juga begitu!
:::::
@ spidolhitam
Mungkin mereka cuma belum terbiasa dengan cara berpikir pria. ^^;;
*berprasangka baik*
@ Snowie
As long as you understand, then it’s alright.
Saya tak bilang bahwa ide-ide kamu itu pasti buruk. Justru sebaliknya: ide-ide itu adalah sarana kamu dalam membangun dan memaknai hidup. Hanya saja, tanpa mengakarkan diri pada kenyataan, pandangan itu jadi lemah. Jauh seperti awan, dan goyah ditiup angin.
Kamu boleh meletakkan idealisme kamu di awang-awang, tapi harus ingat untuk selalu membumi. Berangkat dari kenyataan. Bangun ide-ide dari situ. Hubungkan awang-awang itu dengan dunia tempat berpijak.
Kan kamu tahu kisah Menara Babel? Orang-orang membangun menara dari bumi untuk mencapai langit, bukan sebaliknya. ๐
It’s not that hard. Sebenarnya gampang, kok.
Kenali dunia di sekitar kamu. Perhatikan dan pelajari. Bukankah kamu muslim? Pasti tahu iqra’.
Baca lingkungan kamu. Baca orang-orang di sekitar kamu. Pelajari mereka dan cara berpikirnya. Pelajari: bagaimana mereka berpikir, bagaimana mereka menjalani hidup. Bayangkan diri kamu berada di posisi mereka.
Baca, amati, dan pelajari dunia. Itu kemewahan yang kamu miliki sebagai manusia. Kamu bisa belajar.
Dan belajar itu, adalah awal mula dari memandang kenyataan. Dunia ini selalu terbuka untuk kamu pelajari. Tak lain itu berarti: dunia selalu terbuka untuk bisa kamu mengerti. ๐
* * *
Mudah-mudahan jelas yah? ^^;
Saya nggak tahu soal “berguna” atau tidak. Yang jelas, perasaan itu hak kamu sebagai manusia.
Kamu boleh memilih untuk mengabaikannya sampai kapanpun. Itu terserah. Tapi, jika kamu hendak memakai hak itu, nggak ada yang bisa melarang.
Ada beberapa orang yang lebih suka hidup sendiri dan mengabaikan perasaan cinta. Ada juga yang lebih suka menurutinya, memberi makna hidup dengan itu. Dua-duanya boleh. Itu soal pilihan.
Mungkin kamu memandangnya kurang penting untuk saat ini. It’s OK. Tapi, jika kamu pada akhirnya mengakui perasaan itu… kamu nggak perlu malu. It was your own right to begin with. ๐
@ Catshade | jensen99
Mind you, tapi saya udah kebal digosipin sejak zaman Peleton 2007.
:::::
@ dnial
Yup, yup. ^^
Saya kok merasa lirik lagunya Celine Dion lebih mengena. ๐
“Love come to those who believe it, and that’s the way it is…”
:::::
@ gentole
Ah, that boy. Somebody gotta hugs him constantly to prevent him from being emo. ๐
*hugs Geddoe*
*hugs-hugs*
Get better kid. ๐
:::::
@ K. geddoe
I think he has a point, though. No?
:::::
@ joesatch yang legendaris
sebagai playboy cap kaleng ๐[sok bijak mode]
Terkadang, kenyataan terdengar menyakitkan. Terutama bila kelemahan diri sendiri yang disasar.
Tapi itu bukan hal yang memalukan. Sebab, orang-orang yang bisa memahami kelemahannya, adalah mereka yang akan menjadi kuat di masa depan… menjadi pribadi yang lebih kukuh di kemudian hari. (u_u)
[/sok bijak mode]
…
…
Halah, ngomong apa sih gue. XD
:::::
@ K. geddoe (lagi)
…heh.
Orang yang konsepnya tentang cinta masih berantakan, dan secara aktif berusaha untuk nggak jatuh cinta
dengan alasan yang tak hendak dijelaskan di sini……PLIS DEEEEH???? ๐
:::::
@ secondprince
Jangan nggosip. ๐
*nyiapin akismet*
:::::
@ Ardianto
Sebaiknya jangan. Kalau katanya dosen agama saya, manusia nggak lengkap tanpa itu. ๐
(selengkapnya: “manusia yang kehilangan kemampuan untuk merasa tidak lengkap sebagai manusia”… or something like that. ^^ )
:::::
@ KiMi
Nggak ada. ๐
BTW, saya pernah mengirim 9 komen sekaligus ke akismet gara-gara nge-junk + bikin gosip. Jangan buat saya mengulangi, ya.
:::::
@ Catshade (lagi-lagi)
Bukannya karena takut dicap “JOMBLO” ? ๐ฎ
*sambil nyindir beberapa teman seangkatan*
:::::
@ dnial (lagi)
Katanya sih…
“Fear is the most excellent motivator” ~ Bruce Wayne
:::::
@ gentole (lagi)
*mencatat dalam buku kebijaksanaan* (u_u)
Saya barusan baca ini, paragraf terakhir kayanya rada nyambung sama postingan ini.
Gimana?
Kadang cewek curhat cuma butuh kuping cowok…(?)
Kok sepertinya jadi “whatever you say, I have my own decision, and I won’t change it” ๐ …CMIIW
Dan sepertinya (lagi) ekspektasi mereka terhadap kita berbeda dengan yang kita pikir kita harus lakukan
Rrr… ๐
Yay, another group hugs! XD
*glomps Geddoe*
Jomblo per se sih nggak gitu masalah, tapi begitu ngeliat lingkungan sekitarnya banyak yang berasyik masyuk memadu asmara… ๐
*bersyukur menghabiskan masa SMA dan kuliah di lingkungan yang gender-homogen*
@ lambrtz
Tidak ada salahnya tuk bertanya pada cewek yang curhat; “apa solusi dari saya bakal dipake nantinya? atau cuma jadi pembanding solusimu sendiri?”
*pengalaman sendiri*
Kalo jawabannya yang pertama, selamat membantu; Kalo jawabannya yang kedua, liat komen 42. ๐
@ sora9n
Cintan Raden Mas Minke pada Nony Annelies entah cinta macam apa, cinta yang ditunjukkan dengan kumpul kebo, tetapi pada masa itu kumpul kebo antara dua orang yang saling mencintai lebih mulia dari pada hubungan seorang Nyai dengan Tuannya. Yah, nilai benar dan salah tidak selalu kaku, karena masa yang menentukannya.
.
*halah..memperpanjang yang gak penting.. *
.
yah, karena perempuan memahami cinta (mencintai) memiliki potensi ibadah sedang dicitai potesi itu kecil sekali.. ๐
.
dan kalau perempuan sama tidak jelasnya dan sama cueknyadengan laki-laki, maka cinta tidak akan menarik lagi untuk dipelajari seluk-beluknya..
๐
@ Dnail (komen no 42)
cewek curhat biasanya untuk membandingkan pemikiran dia dengan cara penilaian orang lain (laki-laki), maka bila solusi yang diberikan teman curhat gak ideal me.nurut dia maka dia akan kembali menggunakan caranya sendiri, atau mencari penilai lain, dan membandingkan kembali dengan pemikirannya dan menimbang kembali ok gak nya pendapat teman curhat.. ๐
sora saya mau minta bantuan sedikit
mengenai menerjemahkan bahasa jepang anime
soalnya saya akan ada tugas mendubbing video anime
mohon bantuannya ya jika ada kesulitan
saya juga sedikit mengambil beberapa yang ada di posting sora yang dulu
@ lambrtz
Tergantung orang, kayaknya. Biasanya mereka yang curhat ke saya nggak menolak dikasih saran sih. (o_0)”\
(Ada juga saya yang minggat kalo mereka marah. Tapi itu belum pernah terjadi, sih. ๐ )
Masbro demam? ๐ ๐
:::::
@ Catshade
Ternyata akar masalahnya ada di kecemburuan sosial™, toh. Hmmmm… ๐
*dilempar batu bata*
:::::
@ jensen99
Yup, yup. =3
:::::
@ peristiwa
Ya, itu. Makanya saya bilang “ada sesuatunya”. ๐
*BTW saya kok lebih ngefans sama Ang San Mei* xD
Benar juga. ๐
*mencatat lagi dalam buku kebijaksanaan™*
:::::
@ ueni
Dengan senang hati. Feel free to ask. ^^
BTW, kalau pembicaraan yang sifatnya umum, sebaiknya ditulis di halaman about. Biar nggak OOT. Halaman tulisan biasanya punya topik sendiri, dan diskusinya biasanya dipusatkan ke arah situ. ๐
.
๐
Sekarang bagaimana kalau misalkan andaikan umpama ya, mas sora, mbak X tiba-tiba mengakui perasaan “itu”, dan perasaan “itu”-nya itu ditujukan kepada mas sora, what will you do? accept, or refuse? Jika pada first experience di sini si mbak X patah hati, tentu ia akan kecewa berat, dan pada akhirnya, bukan tidak mungkin ia akan menjustifikasi pendapatnya yang sebelumnya, bahwa it’s not useful.
.
.
๐
bagaimana ya…
Saya jarang dicurhati, sekali dicurhati langsung diomelin gara-gara ngasih saran ๐
I am just wondering how cute Geddoe is, as many people want to hug him…
@jensen99 (#65) & peristiwa (#67) & dnial (#42)
Ah sangat mencerahkan ๐
Terima kasih
@gentole (#49)
Ada unsur Stockholm Syndrome kah?
@ frozen
Sebenarnya, masalahnya bukan pada jawaban saya. Masalahnya ada di pilihan mbak X tersebut. ๐
Kalau beliau memakai hak tersebut, dan kemudian patah hati (saya jawab “tidak”). Lantas memutuskan bahwa itu “memang nggak berguna”. Tak masalah — itu pilihan yang dia ambil.
Di sisi lain, jika beliau memakai hak tersebut dan kemudian berbahagia/tidak patah hati (saya jawab “ya”). Lantas dia berpikir lebih positif tentang cinta. Itu pun pilihannya sendiri. Urusannya pribadi dengan isi hatinya.
Adapun poin saya sebenarnya adalah: bahwa dipakai atau tidak, dianggap berguna atau tidak, hak untuk mencintai seseorang tetap jadi miliknya. Mau dia optimis soal cinta, ataupun pesimis, hak itu akan tetap ada. ๐
Ibaratnya saya dapat warisan rumah. Kemudian saya pikir: ah, nggak perlu. Saya udah tinggal di asrama.
Kemudian saya coba tinggal di rumah tsb. (sekadar mencoba warisan). Ternyata memang nggak enak: jauh dari kampus, atapnya ada yang bocor, dsb. Akhirnya saya pun kembali ke asrama.
Tetapi, biarpun saya nggak memakainya, rumah tersebut tetap menjadi hak saya. Sekarang saya tak memakainya — tapi, jika di masa depan kelak saya mau pakai, tak ada yang boleh melarang. ๐
Demikian juga soal cinta. Jika — setelah mencobanya — seseorang memutuskan bahwa itu nggak berguna, it’s OK. Pilihan dia untuk mengabaikannya.
Jika di masa depan berubah pikiran? Itu pun nggak masalah. Lha, wong memang haknya sebagai manusia, kok? ๐
Sebagaimana contoh rumah warisan di atas tadi: mau dipakai silakan, mau nggak dipakai juga silakan. Kembali ke pilihan masing-masing. ๐
@ lambrtz
Kalo mau ngasih saran, caranya gampang-gampang-susah:
Sampaikan dengan simpatik
seperti saya, dan sampaikan dengan tulus dari hati-ke-hatiseperti saya. ๐*dilempar granat*
Actually, no. I merely voiced my concern that he just needs some hugs. ๐
[/doubleEntendre]
hei. bukankah dalam banyak kesempatan, dalam sesi curhat itu yang pentingadalah perhatian dan empati? keadaan bahwa ada seseorang yang memperhatikan kita sebagai manusia, bahwa kita tidak sendirian!
which raised my concern, that there might be some other way to work around this matter:
now this gave into my concern about something good for all of us to do: The Hug Geddoe Campaign™. everyone likes to have a hug at times; why don’t we lend him a big group hug one time or two? ๐
see, it is important thing to know that we are loved by someone else! let us all do a group hug for Geddoe! ๐
*hug*
@ Sora
yeah, jawaban seperti itulah yang ada di kepala saya pula ^^… Great! Two thumbs for you, masbro…
.
Nah, tinggal tunggu “orang yang bersangkutan”. Peka nggak ya ๐
.
.
*pake helm anti pecah*
*waspada*
huah… maap lama ga mampir…
ho… jadi saya dikira cowok (avatar saya kan cewek banget!)
*baca komen2 dibawah saya*
*bingung-blom kenal geddoe*
*lari ke sana dulu deh…*
@ yud1
Tepat seperti itulah kenyataannya, kamerad!
Walaupun terkadang perhatian dalam bentuk saran justru dicuekin, atau malah dianggap mengganggu. But you know the condition, lah. ๐Hey! Nice idea! ๐ ๐
:::::
@ frozen
Heh, heh…
:::::
@ reikira
Wah, maaf. Saya kalau browsing gambarnya diblok (biar nggak ngabisin pulsa). Jadi saya nggak tahu bentuk avatarnya seperti apa. ^^;;
*jadi nggak enak*
kalau curhat ke cowok biasanya to the point? kayaknya cowok itu jarang pakai perasaan kan?
adeuh, salah ya.
*terkaget -kaget*
sora -kun ternyata….
hooo, gitu ya.
such a ordinary boy, eh?
I call for us to abandon any unnecessary form of homoerotic innuendos. ๐
salah
bahasa inggris saya salah, gaya-gayaan pakai inggris tapi salah.
maap ya,
Ehem, ehem, ehem,,
*seriously bingung mau nanggepin apa*
Sora, kok Ma kesepetnya bukan cuma sebagai salah satu karakter itu, tapi dua dari tiga lho,,
Eh, tapi biasanya orang nanya sama orang yang dianggap lebih tau dia dan pasangannya, jadi bisa jadi katalisator gitu lho, juga buat ngira ngira gimana sudut pandang keduanya.
dan itulah Sora, at least buat kasus kasus ‘tertentu’
Satu lagi, juga karena udah ada prediksi atas apa komentar yang bakal keluar dari Sora, yang bisa menenangkan emosi yang lagi meluap luap, juga bikin yang curhat secara ngga langsung kepikiran juga buat introspeksi,, ๐
*pujian tingkat tinggi buat seorang Sora*
๐
iya nih, langsung ngasih saran hampir ngga pernah berhasil..
*yang merasa sebagai cowok X*
@ eMina
Makanya, jangan terlalu terpaku sama stereotip. Pelajari juga cara pandang cowok-cowok itu!
:::::
@ K. geddoe
Well, then, get yourself enough hugs from people around you. Because you haven’t. That’s where your gloomy look and mood came from. ^^
*mode psikolog*
BTW, it’s not literal. Go figure. ๐
:::::
@ Rizma
Wah, nggak tahu. Mbak A, B, dan C tiga orang yang berbeda, kok. ^^;
BENAR SEKALI.
Mungkin karena penyampaian saya cenderung simpatik? ๐
*dilempar batu bata*
:::::
@ arief alias rifu
Itu mah cowoknya aja yang dodolMakanya, jadi cowok itu yang peka. Dengerin apa kata pasangannya.Masa buat curhat aja ceweknya sampai datang ke orang lain. Pacar macam apa itu…? ๐ฎ
*dilempar pisau* x(
*melempar pisau*
Ho ho sudah saya kira, walaupun ternyata agak kelebihan
Bener banget Sora, setuju sekali
*hiduuuup provokator*
konon katanya,
THAT. ๐
Hooooo,, Rifu kelempar pisaaau!!! ๐
btw, Bharma, jangan sok provokator ya, sendirinya juga dense kok,,!!
*tampaknya di sekeliling Ma banyak cowo dense*
๐
Ah waham itu
:: Catshade #46 | dnial #48 | SP #54
๐
:: jensen99#47
Teh hijau aja deh… ๐
*banyak maunya*
:: sora9n
Makasih…
Saya kira, saya udah di benci…
***
Well, I don’t know. Kalopun saya pada akhirnya benar-benar merasa udah jatuh cinta pada seseorang, sepertinya saya tetap pada posisi tidak akan mengatakan hal itu padanya, bahkan untuk menunjukkan kalo saya suka dia pun akan sangat sulit…
…except dia duluan yang menyatakannya pada saya. itupun kalo dia cukup ‘nekat’ ๐
In other words, terhadap orang yang saya cintai, pilihan bagi saya hanya dua:
Saying Yes, I do or perfectly keep silent forever
.
.
.
*mikir*
sudah diputuskan!
my declaration for today:
I do believe that someday I can feel the true love toward honest guy, who has good faith as Muslim and can show me that he’s the one.
.
.
.
and live happily ever after. ๐ ๐
*masih nggak mau turun ke bumi*
:: frozen #75
Wah, bener-bener cari mati nih orang… ๐
*merakit bom nuklir*
ada pesan terakhir?
@ Snowie
Yang bilang saya nggak benci kamu siapa?
Sifat kamu belum berubah. Buat saya, kamu masih keras kepala dan menyebalkan. Bahkan hukum fisika pun masih kamu campur seenaknya (lihat reply saya di tulisan kamu).
I don’t hate you for who you are. I hate you for how you are.
Selama sifat itu masih ada, kamu nggak pernah saya maafkan. Tapi, jika sifat itu sudah hilang, maka saya nggak punya alasan untuk membenci kamu. That’s what you have to know.
@sora:
d00d, that was uncalled for and heartbreakingly rude… ๐ฏ
*dasar cowok*
@ Catshade
Whoa. One might begin to wonder whether this is staged. Too cool.
*makan kacang*
whoaaaaaaa
gak setuju ma komennya Catshade di no.8
aq ga termasuk ya… coz q g suka ma cowok bajingan, apa yang bisa diharapkan? ntar yg ada malah msk rumah sakit lagi ๐ฆ
*Mode bingung ON*
mang ada ya cewek yang suka cowok bajingan ? suka dari sis mananya sih? kok bisa? liatnya ga dari monas trus pake kacamata item and melalui pipet kan !!!
*mode bingung Off*
Bukannya lebih baik cowok yang punya ahlak bagus, smart, pendiam tapi ga pendiem2 amat sih, ntar malah jd ngomong ma tembok lagi, and of course cowok bertanggung jawab gitu loh
@ Catshade
Actually, I didn’t mean to be rude. Simply want to make clear that, as long as she is the way she is, that feeling will never stop. ๐
Yes, I can speak warmly and be sympathetic for now — but that doesn’t help. As long as she doesn’t improve her attitude, we’re prone to have another clash. We had issues to begin with.
Deshou ka. ๐
:::::
@ K. geddoe
Maybe it’s down to natural talent…
*dibakar massa*
:::::
@ Rukia
Bagaimanapun, itu soal selera. ๐
*ditimpuk karena ngoceh gak jelas*
@Rukia:
Memang soal selera sih, ya baguslah anda gak begitu.
Just ask any fangirl who swoons over Sephiroth, Sasuke, Gaara, Light, Riku, or Zuko. Because Evil is Sexy (lihat juga entri2 terkait di sana). ๐
@ Catshade
Sasuke ? iya emang termasuk ne… aq g suka
Gaara ? …. masuk g ya? sedikit suka juga soalnya.
Tapi itukan dalam dunia manga bukan the real life
*ngebela diri*
Light, Riku, Zuko ? no no no
ngomong2 soal sasuke n gaara ne, ada yang punya seri terakhirnya naruto ga ya?
@ Rukia
He? Di Internet kan banyak. Disini misalnya…
Yang lebih baru lagi hari Jumat besok.
@ jensen99
Bukan komiknya mas, saya sudah punya kalo itu. Maksud saya ending episodenya.
Apa saya salah ya nanyanya ?
*Mikir*
*kabur aja ah*
[…] 27, 2008 oleh sora9n Ternyata sudah sebelas hari sejak tulisan paling akhir dirilis di blog ini. Adapun post yang harusnya dirilis hari ini baru seperempat jadi… […]
::sora9n
oh, masih ya…
Kirain…
udah saya baca dan udah juga saya tanggapi. Silahkan baca sendiri isinya kalo masih minat.
BTW, sifat yang mana ya yang menyebalkan yang kamu maksud sekarang? 0_o”\
Diatas khan kamu cuma bilang tentang:
– saya yang nggak membumi dengan pendapat saya. dan cenderung menginterpretasikan fakta dengan cara lain.
yang udah saya sikapi dengan mencoba memberi argumen berdasarkan data dan kutipan dari sumber yang jelas.
Untuk memperoleh pemahaman baru, nggak selamanya mesti dilakukan dengan mengikuti cara mainstream khan. Contohnya aja Einstein, dalam mengemukakan Teori Relativitas khususnya, beliau harus berani melanggar aturan Relativitasnya newton yang telah dipercayai dan dipegang teguh oleh banyak ilmuan pada zaman itu selama ratusan tahun.
Yah, walau posisinya disini, pemahaman Einstein itu benar dan diterima banyak orang sementara saya engak. ๐ฆ But, still it has meaning…
– Saya yang nggak menimbang posisi lawan bicara.
dan hal-hal seperti itu.
Bukannya saya sudah menyatakan dengan jelas di tulisan tepat sebelum ini, bahwa saya telah mencoba memahami posisimu, dan tidak lagi memberi saran yang menyangkut hal itu.
~ * ~
Tapi, kalo yang kamu maksud menjengkelkan itu adalah pendapat dan keyakinan saya soal perasaan cinta, pacaran and stuff itu,…
saya nggak bisa berbuat apapun. Pandangan itu bersifat pribadi. Bukannya kamu sendiri yang bilang, soal perasaan itu adalah hak saya.
lagian, keyakinan itu sudah saya jaga bertahun-tahun. Dan berhasil menghindarkan saya dari istilah “pacaran” atau punya pacar, bahkan ketika orang yang saya sukai bilang suka ke saya dan meminta saya jadi pacarnya. walaupun akibatnya dia jadi benci saya sampe melakukan hal yang aneh-aneh.
kasihan, tapi mau gemana lagi…
jadi, maaf, sejauh ini saya senang-senang aja tuh dengan status nggak pernah punya pacar seperti ini. Ini soal prinsip hidup. Kalo misal pada akhirnya nggak ada cowok yang mau sama saya karena nggak mau diajak pacaran lebih dulu, maka itulah takdir saya.
I do believe in my God. Dan Tuhan nggak akan menyia-nyiakan seorang hamba yang mencoba mempertahankan kehormatannya walau terhadap hal yang dianggap sepele oleh kebanyakan orang seperti pacaran.
Sorry, but I can’t imagine my self ever has any deep romance feeling toward guys who not dare to has any legal commitment with me from the beginning. moreover, I has a big jealousy for someone or something I love or I care.
sekali lagi, Saya dalam proses berusaha merubah sikap tentang tidak memperdulikan posisi lawan bicara dan berusaha untuk memahami pendapatnya. Serta berusaha untuk lebih perduli lingkungan dan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
Tapi, kalo kamu memang masih benci saya dan nggak akan memaafkan saya karena prinsip saya mengenai pacaran diatas, maka saya tetap minta maaf atas perasaan benci yang saya akibatkan padamu.
I don’t want to make your hatred getting worse by keep comment. So that, Today will be my last day in sending comment in this blog.
Toh, Our discussion ’bout “Pusaran Energi Ka’bah” has got end, right?
But,…
If you can tolerate my principle ’bout that one, It’ll be my pleasure to still joining here.
:: Catshade
udahlah… biarin aja. Terserah dia mau bilang apa tentang saya. Toh saya sudah menjelaskan semuanya. Kalo dia mau terima bagus, kalo enggak, tahukan apa yang terjadi berikutnya. ๐
ngomong-ngomong, anda cowok apa cewek?
Kalo lihat kutipan ini sih, kayaknya kemungkinan besar jawabannya “cewek”
*senang punya ‘kenalan’ cewek di blog ini*
Sebelumnya, saya nggak ngerti arti fangirl itu apa. Tapi, saya kenal nama-nama yang saya tebelin itu, dan saya juga suka mereka. kecuali si Sasuke.
yang saya lihat, Gaara dan Zuko itu baik sebenarnya kok. Hanya saja pada awalnya mereka tidak mengerti tentang perasaan ‘baik’ itu. sehingga sering bersikap merugikan orang lain.
Gaara khan udah jadi baik setelah kenal dan bertarung dengan naruto.
dan saya yakin Pangeran Zuko, pada akhir cerita akan membantu Aang. dan itu semua nggak lepas dari bantuan pamannya yang gendut tapi baik hati. ๐
T_T
*pundung*
@catshade
Okay, catshade…
Time to show your feminine side…
Wakakakakaka………
^
*ngakak guling-guling*
[OOT]
well… perhaps it’s about common stereotyping? ๐
a friend of mine said that there goes the saying; it’s hard to find a guy, let alone the decent one, among psychology-majored students… while it’s the complete opposite here for the CS-majored students.
all while the truth remains that both are located around the neighboring faculties for less than 20 miles in my univ.[/OOT]
@ Snowie
*pfffft*
Ahem, you know, dia itu sebenarnya juga baik, kok…
//cantResist
well, mungkin dia itu tsundere… atau jerk with a heart of gold. god knows.
*nyungsep di belakang Geddoe*
errata:
*nyungsep lagi*
Yeah, I’m sure he‘s just a misguided soul who has a troubled past and traumatic childhood experience… and only need a tender, loving care from a girl to heal all that wound. ๐
*equip geddoe dan yud1 buat meat shield*
And stop questioning my gender! T_T
You know, it crossed my mind the other day that you’re actually a woman pretending to be a man.
*peace*
@gentole
Or she’s a woman pertending to be a man that pretending to be a woman?
Or she’s a woman pertending to be a man that understand woman?
*syntax error; Buffer overflow*
@geddoe
Ahem, you know, dia itu sebenarnya juga baik, kokโฆ
Who is dia in this case?
Which dia it is?
Hmm…(sepertinya) sudah masuk tahap resolusi ya…?
Ya sudah, wish the best for all ๐
*seriously*
@Catshade
Yang tabah ya ๐
@ K. geddoe | yud1 | Catshade
Hwm, hwm. =3
*mengamati gosip yang beredar*
*ngemil sale pisang*
*minum kopi*
Jadi ingat… bahwa saya pun pernah terjebak kesalahan yang sama di masa lalu. >__>
*merasa malu*
*menenggelamkan diri ke dasar bumi*
:::::
@ gentole | dnial
Jangan-jangan… dua-duanya sekaligus!! ๐ฏ ๐ฎ
*digebok pemukul kasti*
:::::
@ lambrtz
Ah, betul. Semoga masbro Catshade diberi ketabahan menghadapi
cobaankelakuan para blogger yang kurang sopan ini. (-_-)[/serius]
[/walaupunSendirinyaJugaIkutNgeledekDiAtasTadi]xP*scroll down, langsung ke kotak komen*
mau nambahin aja. entah kenapa cowok menganggap cuek dan misterius itu berarti cool dan dianggap keren sama cewek. ๐
eh Ma udah dateng ya? ๐
*baru baca sebagian komen*
:: Catshade
eh, bukan ya…
masalah gender ini, udahlah…
nggak perlu diambil pusing. ๐ toh nggak akan merubah kenyataan yang sebenarnya khan ๐
*cheers* (^_^) V
______
:: yud1
Thanks ya tuk info mengenai “Tsundere” nya ๐
yud1 emang baik ^^
…
[narsis Mode: ON]
*mengingat pendapat K. geddoe tentang pribadi sendiri*
*membandingkan dengan informasi yang baru didapat*
*menyimpulkan*
…
…
sama nggak ya?
[narsis Mode: Off]
_
_
*balik ke penyataan yud1*
Maksud kamu, dia itu juga Tsundere?
@ cK
saya juga bingung, di kampus saya rata2 cowok2 pendiem, sok misterius n cuek tu byk bgt fans ceweknya
karena terkesan “untouchable”, maka mereka mampu mengundang rasa penasaran para cewek ๐
[…] hawe kalo kalimat: “ah, bukan jodoh saya kali ini” juga tidak layak dipakai, mengingat pengertian jodoh yang makin kabur. Ada yang punya ide […]
kalo dipikir2, Ma juga pernah ngira Catshade itu cewe lho,,
*long, long, long, long, long time ago.* ๐
Hmm, tulisannya cukup menohok dan menarik. Saya seperti pernah baca dimana yah ide seperti ini.. Ada benarnya juga dan cocok direferensikan silang dengan artikel saya Kenapa Wanita Suka Bajingan. Saya yakin baik pria dan wanita sebenarnya tidak ingin saling menyakiti, dan kita masing-masing perlu mengetahui bagaimana cara melindungi diri.
Salam kenal, sobat, nanti saya akan berkunjung lagi..
Lex dePraxis
Unlocked!
[…] yang bermutu”. Pokoknya sebisa mungkin logis dan realistis. Ini berlaku terutama kalau sedang mendengarkan orang curhat — saya sih biasa saja, terserah mereka mau terima atau tidak. Sejauh ini sih mereka selalu […]