Tulisan ini terakhir kali di-update pada tanggal 17 Juni 2008; dengan maksud utama minor copy-editing.
Untuk lebih detail mengenai metodologi ilmiah di balik Teori Evolusi, silakan klik [di sini]
Sebenarnya, ide untuk post ini dipicu oleh munculnya beberapa komentar di post saya tentang Teori Evolusi, dan juga di post-nya Geddoe soal Harun Yahya. Isi komentarnya sendiri sebetulnya berbeda-beda — meskipun begitu, benang merahnya sendiri sebenarnya bisa dijelaskan sebagai berikut.
“Teori Evolusi itu sudah terbukti mempunyai banyak lubang, yaitu [blablabla]. Harusnya teori ini sudah dijatuhkan!”
Yah, kira-kira seperti itulah pernyataannya. Entahlah jika beberapa komentar itu memang berasal dari banyak orang, atau malah cuma dari satu orang saja (saya sih tahu kenyataannya ). Meskipun begitu, terlepas dari masalah tersebut, saya pribadi merasa bahwa topik semacam itu cukup bagus untuk diangkat. terutama sehubungan dengan kasus Harun Yahya dan klaim norak bahwa Teori Evolusi telah runtuh; tapi itu cerita lain lagi untuk saat ini ๐
Jadi begini. Banyak orang merasa bahwa Teori Evolusi itu sudah terlalu banyak berlubang, terutama setelah membaca buku-buku Harun Yahya. Ada yang membicarakan soal fosil; soal entropi (yang saya rasa kiasnya nggak nyambung ๐ ); soal fosil peralihan; dan seterusnya, dan seterusnya. Pokoknya™ evolusi terbukti gagal menjelaskan alam! Tidak ilmiah! Makanya, teori ini harus dijatuhkan!
…Tapi, kok aneh ya? Begitupun keadaannya, bagaimana mungkin komunitas akademik masih terus mengakui teori itu? ๐ฆ
Nah, Anda pun bingung. Mungkin Anda bertanya: Bagaimana caranya kita bisa menjatuhkan Teori Evolusi, supaya ia tak lagi diakui sebagai teori ilmiah? Bagaimana caranya? Bisakah?
Well, jika Anda tertarik… maka saya bisa memberitahukan caranya. Harusnya Anda sudah tahu sih — tapi tak apalah. Biar saya tuliskan di sini sekali lagi biar jelas. ๐
Mari kita mulai…
OK, sebagai awalan, saya mau cerita dulu. Cerita ini sendiri bermula di abad ke-17, ketika Pak Isaac Newton masih hidup dan aktif sebagai fisikawan — dan baru saja “ketiban apel” yang membuatnya jadi jenius paling dikenang di dunia.
Yak, saat itulah beliau terilhami untuk merumuskan Hukum Gravitasi Newton, yang rumusnya tertera di bawah ini.
-
Di mana
F = gaya gravitasi/tarik-menarik yang terjadi,
G = konstanta gravitasi universal (6,67 x 10-11 N.m2/kg2)
M1, M2 = massa benda yang terlibat. Misalnya bumi dan bulan, matahari dan bumi, dsb.
R = jarak antara kedua benda yang terlibat
Singkat kata, rumus Pak Newton ini kemudian diuji lewat berbagai eksperimen. Ternyata, semua pengujian menunjukkan hasil yang sesuai dengan rumus tersebut. Alhasil, teori ini pun kemudian dinyatakan sebagai “Hukum Gravitasi Universal Newton”.
Rumus ini sukses besar. Ia bisa dipakai untuk menghitung jarak antara Bumi ke bulan, bumi ke matahari, dan sebagainya. Sebagai tambahan, rumus ini juga dipakai dalam berbagai perhitungan astronomi — bahkan, rumus ini berhasil membuat para astronom menyadari kehadiran planet Neptunus yang waktu itu belum ditemukan.
Selama 200 tahun, teori gravitasi ini diakui para ilmuwan.
Tapiii…. ada sebuah tapi, saudara-saudara. ๐
Tapi.
Tapi.
Di akhir abad ke-19, mulai timbul masalah. Orbit planet Merkurius ternyata tidak cocok dengan Teori Newton!! ๐ฎ
Seperti yang bisa Anda lihat, orbit planet Merkurius pada gambar di atas mengalami pergeseran. Bergeser, padahal teori Newton menjelaskan bahwa harusnya orbitnya tetap (lihat bentuk orbit yang diberi garis merah).
Tentunya para astronom bingung. Kenapa Teori Newton, yang sangat andal dalam menjelaskan gravitasi di planet luar, jadi memble untuk menjelaskan Merkurius? Inilah “lubang” dari Teori Gravitasi Newton. Tapi apa yang salah?
Masalah ini akhirnya terjawab setelah sekitar 80 tahun berlalu. Teori Relativitas Umum (TRU) Einstein akhirnya menerangkan peristiwa tersebut sebagai “efek terbentuknya ruang-waktu lengkung di dekat massa matahari” — sekaligus menunjukkan bahwa Teori Newton tidak bisa digunakan untuk menjelaskan kasus tersebut.
Akhirnya? Teori Einstein itulah yang kemudian didaulat sebagai teori gravitasi universal, menggantikan Teori Gravitasi Newton yang sudah bertahan selama dua abad[1]. ๐
Pertanyaan: Mengapa TRU bisa menjadi hukum gravitasi baru yang diakui?
Ada dua alasan utama mengapa TRU diterima sebagai hukum gravitasi baru, yaitu:
Pertama, TRU mampu menyamai semua capaian ilmiah yang sudah dicapai oleh Hukum Gravitasi Newton. Orbit bumi, bulan, dan planet yang sudah dijelaskan dengan baik oleh Teori Newton juga terbukti mematuhi kaidah TRU.
Kedua, TRU bisa menambal “lubang” yang dimiliki Teori Newton. Ketika Teori Newton gagal menjelaskan (di antaranya) orbit Merkurius, TRU bisa membuktikan validitas persamaannya.
[FYI:] Lebih banyak lagi tentang pencapaian ilmiah TRU bisa dibaca di [sini].
Kembali ke Teori Evolusi
Jadi, apa yang bisa dipelajari?
Berdasarkan pengalaman TRU yang menggusur Teori Newton, maka kita bisa menarik kesimpulan sebagai berikut:
Teori baru harus bisa menyamai semua capaian ilmiah teori sebelumnya, dan menambal lubang-lubang yang tak mampu dijelaskan oleh teori lama.
Kalau teori baru tidak mampu menjadi lebih baik (atau minimal menyamai) teori lama, maka teori itu tak layak diakui sebagai “landasan sains”. Ibaratnya, buat apa pakai yang baru kalau yang lama lebih bagus?
Nah, sekarang kita bahas tentang Teori Evolusi.
Apa saja sih yang sudah dicapai oleh Teori Evolusi?
Ahem, mungkin homologi, spesiasi, evolusi kuda, serta resistensi penisilin bisa jadi contoh. BTW, [link ini] bagus juga buat dibaca, dan [ini] juga. ๐
Lalu, ‘lubang’ apa saja yang dimiliki oleh Teori Evolusi?
Banyak. Silakan baca di post yang baru lalu, atau google dengan kata kunci “obstacles on evolution theory”. ^^
***
OK, data sudah lumayan lengkap. Sekarang, bagaimana caranya menumbangkan Teori Evolusi?
Ikutilah teladan sebagaimana TRU mengabrogasi Teori Gravitasi Newton. Buatlah sebuah teori yang bisa menjelaskan semua gejala alam yang telah diterangkan oleh Teori Evolusi, sambil menutup semua ‘lubang’ yang gagal dijelaskan teori tersebut.
Ini berarti Teori Anda harus sejalan dengan bukti-bukti yang tampak di alam. Teori Anda harus bisa mengakomodasi (minimal) semua pencapaian Teori Evolusi yang sudah disebutkan di atas tadi.
Ditambah lagi, teori Anda juga harus mampu menjelaskan hal-hal yang gagal dipenuhi Teori Evolusi. Teori Anda harus bisa menjelaskan variasi organ yang kompleks dan radikal pada makhluk hidup; menjelaskan sifat dan insting alami hewan; bisa conform dengan bukti-bukti paleontologi yang ditemukan; dan lain sebagainya yang bisa membuat teori Anda lebih unggul daripada Teori Evolusi dalam menggambarkan alam. Tentunya masih ada kesulitan-kesulitan lain, yang gagal dijelaskan oleh Teori Evolusi, yang bisa Anda temukan lewat google. ๐
Kalau Anda berhasil, maka Anda siap mengucap selamat tinggal pada Teori Evolusi. Kirimkan paper Anda ke jurnal ilmiah internasional — dan Anda tinggal menunggu seminar akademis untuk mengadu teori Anda di depan ahlinya. Di sanalah teori Anda akan diuji. Jika memang mampu menjelaskan alam dengan lebih baik… maka teori Anda siap berjaya. Menggantikan Teori Evolusi yang telah bertahan lebih dari seratus tahun. ๐
***
Akhir kata…
Satu-satunya cara Anda untuk menjatuhkan Teori Evolusi, jika Anda mau, adalah dengan membuat teori baru. Jelaskan alam ini dengan cara lebih baik. Itu satu-satunya jalan. Jika Anda cuma bisa mengatakan bahwa “teori evolusi gagal menjelaskan A”, “teori evolusi gagal menjelaskan B”, dan sebagainya, maka itu tak ada artinya. Ketika satu teori sudah bisa mengakomodasi bukti-bukti sains yang ditemukan, maka teori itu akan tetap diterima sampai ditemukannya sebuah teori yang lebih baik lagi dari sebelumnya. ๐
Sebuah teori baru diakui karena ia bisa menjadi lebih baik daripada teori sebelumnya. Jika Anda tak bisa membuat teori baru yang lebih baik, maka teori yang sudah terujilah yang akan dipakai. Dan itu berarti… Anda masih harus menerima Teori Evolusi sebagai “teori ilmiah”.
Jadi, bisakah Anda menggusur Teori Evolusi? ๐
***
P.S.
Sekarang saya merasa bahwa ada diantara pembaca yang berpikir begini.
“Kalau begitu, apa salahnya kalau saya membuat teori, bahwa Tuhan menciptakan semua makhluk dari awal? Tak ada evolusi, tak ada proses. Semuanya langsung jadi dengan kehendak Tuhan.”
Tentu saja, secara umum, evolusi bisa dianggap sebagai ‘jalan’ untuk meniadakan peran Tuhan. Ini umum terjadi. Meskipun demikian, perlu saya sampaikan bahwa evolusi tidak serta-merta menegasikan adanya penciptaan oleh Tuhan. Sebagai contoh, Anda bisa melihat adanya pandangan kompromi semacam theistic evolution, di mana penciptaan dan evolusi bisa berjalan bersama hingga derajat tertentu.
Meskipun begitu, mungkin ada baiknya jika saya ceritakan sebuah kisah tentang pelangi sebagai berikut:
Orang zaman dulu melihat pelangi dan berkata “Tuhan menciptakannya! Hidup Tuhan, Amin!” Sedangkan orang-orang yang berpikir membayangkan bagaimana pelangi itu terbentuk; apa proses yang dilaluinya, dan sebagainya.Akhirnya si pemikir memahami bahwa pelangi itu adalah efek dari pembiasan berkas cahaya oleh air. Sedangkan orang-orang lain tetap berkata “Tuhan yang menciptakan pelangi! Hidup Tuhan, Amin!” tanpa tahu prosesnya.
Untuk direnungkan: jika Tuhan menciptakan pelangi, “jalan” mana yang lebih indah — dengan memanfaatkan hukum fisika optik, atau sekadar cetak-bikin-jadi seperti yang dibayangkan orang-orang itu?
Tentunya jawaban untuk ini dikembalikan pada pemikiran masing-masing. ๐
Footnotes:
[1] Sebetulnya bukannya “TRU menggantikan Hukum Gravitasi Newton”. Lebih tepatnya, “TRU lebih sempurna daripada Hukum Gravitasi Newton”.
Di masa sekarang, Hukum Gravitasi Newton dianggap sebagai bentuk khusus dari TRU. Hukum Gravitasi Newton sendiri masih bisa dipakai jika massa yang terlibat tidak begitu besar, e.g. planet dengan planet — tapi tak bisa diterapkan pada perhitungan gravitasi bintang dan lubang hitam.
Kredit Gambar:
Gambar orbit merkurius diambil dari [sini].
gue curiga nanti skripsi elo tentang teori evolusi ๐
btw tulisan yang ini lebih bisa gue mengerti ๐
*dasar lemot*yay! ternyata vertamax! *bangga*
Hei, hei, hei… ๐
* * *
Akhirnya. Memang sebaiknya dijadikan postingan baru. Kalau di komen, tidak terlalu efektif ๐
@ cK
Wah, sayangnya gw ini mahasiswa teknik. Jadi kayaknya hal itu nggak akan terjadi, deh. ๐
Yah, gakpapa lah sekali-sekali. ^^;;
:::::
@ Kopral Geddoe
Waks, maap… enak soalnya make kalimat itu. ๐
*apa lain kali perlu dikasih abbr sama TM ya* ๐
‘Tul. ๐
hmm lumayan menarik Mas
tulisan ini boleh saya kupipes nggak?
mau saya pikirkan lebih lanjut
@ secondprince
Ah, kehormatan buat saya — sampai dipikirin segitunya… ^^;;
*ditimpuk* ๐
Kalau kupipes sih silakan aja, yang penting sumbernya disebutin kalau di-post di tempat lain. Begitu aja sih, IMO. ๐
Hi3 sora9n…Jadi dosen aja gih ๐
hmmm oh iya Mas Sora
bagaimana kalau lubang yang dimaksud itu justru letaknya pada pencapaian teori evolusi yang sudah Mas sebutkan seperti homologi, spesiasi, evolusi kuda dan resistansi penisilin?.
itu misalnya Mas, masalahnya yang mengkritik evolusi itu biasanya menyangkal masalah pencapaian evolusi itu
Jadi yg saya tangkap keilmiahan teori evolusi terletak pada pencapaiannya dan bukti yang diinterpretasikan menguatkan evolusi.
seandainya lagi pencapaian itu dibantah dengan argumen tertentu dan bukti evolusi yang dimaksud ternyata bisa diinterpretasikan lain, ditambah lubang-lubang lain yang memberatkan evolusi, maka itu bagaimana? mungkin tetap menunggu penjelasan lebih lanjut dari dunia ilmiah
Saya pikir masalah utama adalah “percaya pada siapa”, ini berkaitan dengan data-data tertentu yang kadang ditampilkan beda oleh evolusionis dan pengkritiknya.
Atau cukup dengan memepercayai saja apa yang sudah jadi konsensus ilmiah.
wah terimakasih izinnya
ah kamu ini..
bikin aku merasa semakin bodoh saja..
nice post bro ๐
*speechless*
Akhirnya jadi satu post abis diulang-ulang di beberapa komen ya Sora. ๐
Bener isu tingkat tinggi ini Teori Evolusi ya…
Hmm…
Kalo kita mau mengritik sains kan memang begitu tho prosedurnya.
Sebuah teori tidak bisa digeser dari kedudukannya sebagai landasan sains bila blm ada teori baru yg menggantikan dan membuktikan bahwa teori sebelumnya adalah salah.
Lagian ada beberapa pemikir muslim yang menyetujui teori evolusi kok. Dan landasan mereka juga Al-Quran.
*bikin huru-hara baru*
Wah akhirnya clue untuk meruntuhkan teori evolusi di berikan. Sayangnya saya ndak berminat meruntukhannya tuh. ๐
Satu teori harus dikalah oleh teori lainnya [ Satu-satunya cara Anda untuk menjatuhkan Teori Evolusi, jika Anda mau, adalah dengan membuat teori … ]. wah, kok saya mikirnya itu jadi semacam metode Dialektika. tesis dilawan dengan antitesis dan mungkin juga timbul sintesis nya. benar ga? begitu? ๐ mungkin saya salah ya ๐
Cinta ini
kadang-kadang…
*Dengar lagunya Agnes*
Benar… benar…
Nggak ada kata lain deh selain SETUJU ๐
Kalo cuma sanggahan model POKOKE™ saya lebih suka mark-as-spam-trash-to-bulk saja ๐
Catatan untuk Teori Relativitas Umum: munculnya Teori ini juga tidak otomatis menghapus tanpa jejak Teori Gravitasi-nya Newton. Dalam skala *katakanlah* bumi, teori newton masih berlaku toh?
Yah… kadang2 orang2 pintar seperti mereka lebih bijak untuk tidak menghancurkan satu sama lain. ๐
Evolusi kuda mungkin sebaiknya tidak dijadikan bukti evolusi, karena ternyata, ada sedikit kesalahan dalam jalur evolusi kuda itu. bahwa ternyata, “sesepuh” kuda yang (dianggap) lebih tua, umurnya lebih muda dibandingkan dengan “sesepuh” yang (dianggap) lebih muda. artinya yang dinggap lebih tua malah MUNCULNYA lebih belakangan dibandingkan yang dianggap lebih muda.
Ini tidak memenuhi alasan bahwa “ada spesies yang lebih tua yang tidak termutasi dan bertahan sehingga dapat hidup sezaman dengan spesies yang sudah lebih maju”
Karena “sesepuh” kuda yang (dianggap) lebih tua malah muncul belakangan dibandingkan “sesepuh” kuda yang (dinggap) lebih muda (baca: modern)
Hanya ada satu alasan untuk menerangkan keadaan ini, bahwa secara BY CHANCE “sesepuh” kuda yang (dianggap) lebih tua tidak satu pun yang terfosilkan pada zamannya, sehingga terlihat seakan2 baru muncul pada zaman “sesepuh” kuda yang (dianggap) lebih muda.
Atau satu lagi alasan, secara BY CHANCE “sesepuh” kuda yang (dianggap) lebih muda memasuki sebuah pintu waktu yang membawa mereka ke zaman yang lebih kuno ketimbang zaman “sesepuh” kuda yang (dianggap) lebih tua, lalu terfosilkan di zaman itu.
Atau sebaliknya, begini, secara BY CHANCE semua “sesepuh” kuda yang (dianggap) lebih tua memasuki sebuah pintu waktu menuju zaman yang lebih muda ketimbang zaman “sesepuh” kuda yang (dianggap) lebih muda kemudian terfosilkan di zaman itu.
Posting yang bagus sekali dan membawa pencerahan. Selama ini banyak orang yang mau menumbangkan teori evolusi dengan cara yang salah dan terbukti gagal. Mereka berfikir terlalu naif karena hanya berdasarkan believe or not believe semata atau hanya berdasarkan kitab yang memang bukan dimaksudkan sebagai sebuah karya ilmiah. Analogi anda dengan perkembangan teori gravitasi Newton-TRU sangat pas sekali, yang juga serupa dengan perkembangan terori atom Dalton-Rutherfort-Kuantum. Cara atau proses perkembangan teori ilmiah seperti itu sepertinya sudah baku dalam dunia IPTEK termasuk biologi. Teori evolusi, sangat mungkin belum paripurna dan masih bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi teori lain yang lebih sempurna dan bisa menjelaskan gejala-gejala biologi yang selama ini tidak terjelaskan dengan memuaskan menggunakan teori evolusi. Di samping itu, dalam setiap teori selalu menggunakan asumsi-asumsi yang juga mungkin keliru. Sebagai contoh, fosil-fosil kuda yang digunakan sebagai bukti tidak berasal dari tempat yang saling berdekatan dengan asumsi populasi kuda tersebut tersebar meliputi seluruh area penemuan fosil atau kuda tersebut mengalami migrasi karena suatu hal. Kebenaran asumsi tersebut masih bisa diragukan dan musti dicari fakta-fakta pendukungnya. Bagian itu yang paling sulit karena fosil tidak tersebar merata menurut zaman maupun menurut tempat. Asumsi lain yang juga lemah adalah perubahan spesies karena adanya mutasi gen karena individu hasil mutasi gen ( mutan ) bersifat mandul sehingga tidak ada keturunan secara generatif. Itulah sebagian celah-celah teori evolusi sejauh yang saya ketahui.
Saya sepakat dengan anda bahwa kalau mau menumbangkan teori evolusi, tidak cara lain kecuali mengajukan teori lain yang lebih sempurna ke forum ilmiah yang kredibel. Yang saya tidak tahu, apakah penentang teori evolusi yang militan berasal dari kalangan ilmuwan atau bukan. Kalau berasal dari ilmuwan berarti mereka tahu apa yang harus mereka lakukan dan kita tinggal tunggu hasil riset mereka. Yang saya kawatir, kalau mereka justru bukan berasal dari ilmuwan karena mungkin hanya sekedar menyanggah tapi tidak mengajukan teori tandingan yang disertai dasar dan bukti ilmiah. Terimakasih dan salam eksperimen.
Disini saya nggelar tiker dulu sambil nruput teh nasgithel….
dan TRU juga mengilhami falsifikasi….
Abis mbaca 2x, dan setelah nyruput teh nasgithel, akhirnya saya tau, sora9n cuma ngasih tau jalannya, cara untuk menjatuhkan teori Evolusi, bukan menjatuhkan teori itu sendiri.
(manggut-manggut…..)
Pusing euy, mikir yang begitu, otakku gak nyampe, mikir tuhan, blablabla… Pusing. Kalo saya mending hura-hura aja deh, peace… ๐
Sayangnya ada sebagian org yg niat menjatuhkan teori Evolusi hanya dgn modal teori “pokoknya”. Dan setelah tidak berhasil…, kemudian serangan kedua dgn teori “kafir kamu”.
[…] artikel ini. Kali aja saya jadi bisa lebih bijak dari mbah Russell sehingga tidak punya keinginan menjatuhkan teori evolusi apalagi untuk menghalalkan darah orang , dan hindarkanlah aku dari ketidak percayaan . Oh iya, satu […]
Mari kita kutip lagi quote favorit saya;
Terima kasih. ๐
Mari kita balas pula quotenya kopral geddoe;
Terimakasih kembali.
****
lalu bagaimana menjelaskan soal relevansi antara frekuensi rendah pada massa yang berpendar dengan akselerasi maksimum, sementara inti atom tiap unsur pada benda tersebut juga mengalami inkolaborasi longitudinal dengan amplitudo kolektif…..???
buset sepertinya aku jadi gila ngebaca teori anda….
sampai2 berbicara ngaco………
Mari kita dzikirkan juga quote favorit saya; ๐
sekian. ๐
Teori Evolusi memang saya ragukan setelah saya membaca ulasan Harun Yahya yang sangat bagus,Beliau bisa menjelaskan dan membuat saya perfikir tentang Kompleksnya alam ini dan begitu besarnya Kuasa Tuhan
bahan dalam titik kehidupan terkecilpun(sel) sudah di rancang secara sistematis dan hidup.
ahem. jadi secara singkat bisa disimpulkan sebagai berikut. kalau mau ‘membunuh’ teori evolusi, kita harus:
(1) membuat teori yang memuaskan dan bisa menjelaskan secara scientific semua gejala yang telah di-cover teori sebelumnya.
(2) memastikan bahwa teori tersebut mampu menjelaskan apa-apa yang tidak bisa dijelaskan oleh teori sebelumnya.
hmm. kalau begitu, ada loophole di sini.
kreasionisme tradisional (‘tradisional’ dalam istilah saya. tidak bisa digeneralisasi, bukan?) BISA MENJELASKAN hal tersebut. semua itu adalah atas penciptaan yang muncul dengan tiba-tiba!
…masalahnya: seberapa scientific-nya hal tersebut?
IMO, kekuatan Tuhan berjalan dengan prosesNya yang luar biasa. manusia tidak selalu (lebih tepatnya: belum) bisa menemukannya, karena keterbatasan pengetahuan mereka dalam memahami alam raya.
…tapi ketika manusia menemukannya, bukankah hal tersebut akan menjadi bukti yang paling nyata akan kebesaran sang penciptanya?
well, truth is only there to those who are willing to seek it, right? ๐
Ma ga ngikutin ‘beranteman’ tentang teori evolusi sih ya,, ๐
Hmm,, kali aja ternyata teori Darwin ntar ntar diperbaiki dengan teori yang lain,,
*lirik Bharma yang calon peneliti*
in the mean time, Ma nenangin otak Ma yang masih mumet abis kuliah Kebijakan Kesehatan dulu deh,, ๐ฆ
eh nambain pelengkap buat komen ga penting ini,, Ma suka komennya yud1!!
Wah, i see i see. intinya teori lawan teori gitu yah?! Makin semangat nih maen digimon ๐
SoraKyuun entar S2-nya ambil biology yah?! ๐
*Brem..brem..injak gas*
@ chielicious
Ah, sebetulnya itu termasuk cita-cita gw dulu. Sayangnya… kebanyakan nilai gw setelah masuk kampus justru menggagalkan hasrat
muliatersebut. ๐:::::
@ secondprince
Hmm, iya juga. Memang bisa saja justru di situ terdapat lubang kecil-namun-fatal (sebagaimana pergeseran kecil Merkurius di atas menumbangkan Teori Newton).
Tapi, kalau begitu, maka teori baru yang dirancang dapat ‘tugas’ tambahan. Justru harus bisa menjelaskan “lubang” yang ada di Teori Evolusi tersebut. ๐
Sebenarnya, peristiwa ini juga terjadi di kasus Hukum Newton yang dijelaskan di post. Ternyata pergerakan orbit planet di tatasurya bisa diinterpretasikan lain, yaitu sebagai akibat terjadinya ruang-lengkung. Padahal Hukum Newton sudah bisa menjelaskannya dengan sukses.
Kalau saya rasa, justru reinterpretasi itulah yang harus terjadi — karena teori baru berusaha menjelaskan gejala lama dengan ‘jalan’ baru. ‘Jalan’ lama sudah dijelaskan oleh teori lama, maka teori baru sangat boleh jadi punya interpretasi berupa ‘jalan’-nya sendiri yang berbeda. ๐
@ secondprince (lagi)
Ah, sama-sama. ๐
:::::
@ Penikmat Teori Evolusi
Waks, terima kasih pujiannya… ^^;;
*terbaaaang…* ๐
:::::
@ jejakpena | calonorangtenarsedunia
Begitulah, saya juga bingung kenapa masih harus nulis post ini lagi kemaren. ๐
Harusnya semua orang yang pernah sekolah sampai SMP/SMA udah paham sama metodologi ilmiah ini, IMO… ๐
:::::
@ danalingga
Cuma buat yang berminat aja kok…
guess who ๐:::::
@ Ruben Ekor 9
Bener begitu kok. Kalau sebuah teori bisa digantikan sama yang lebih bagus (yang tadinya dilawankan dengan teori lama), kenapa nggak diganti?
Dan semua teori ilmiah itu memang merupakan sintesis dari hasil pengamatan gejala alam. ๐
:::::
@ alex
Pada dasarnya sih buat tatasurya juga masih bisa dipakai, kecuali untuk daerah2 yang terlalu dekat ke matahari. Di sana keadaannya rada ekstrim sehingga Teori Newton jadi nggak begitu akurat.
Jadi yang saling menghancurkan itu orang-orang yang…?
:::::
@ Sahabat
Coba baca [tulisannya Pak Ahli Geologi ini] biar jelas. ๐
:::::
@ Paijo
Salam kenal,
Euh, komennya panjang… ^^;;
Umm, soal loophole di Teori Evolusi, itu bukan bagian saya untuk menjelaskannya (soalnya saya aslinya mahasiswa teknik). Meskipun begitu semua kelemahan itu kan tidak (belum) membuat Teori Evolusi gugur — karena nyatanya belum ada teori lain yang mampu menggantikannya dengan baik.
Jika di masa depan ada teori yang bisa menjelaskan semua masalah itu, sambil menjelaskan semua gejala yang teramati sekarang, ya kita siap menerimanya. ๐
Kebanyakan memang bukan, Pak. Malah, berdasarkan pengalaman saya di post2 yang lalu, kebanyakan yang menyerang teori ini hanya mendaur-ulang tulisan para kreasionis jaman dulu. Itupun, mereka tak mem-propose teori baru untuk menyangah evolusi. ๐ฆ
Ada juga yang taklid buta pada buku Harun Yahya, tapi nggak mengambil referensi dari para tokoh biologi modern (e.g. Richard Dawkins, dll). Akibatnya, seolah-olah jalan pikiran mereka pun terjebak pada pola pikir kreasionis yang tidak ilmiah itu. ๐
*entah kenapa*
:::::
@ mbelgedez
Kan saya cuma menyampaikannya buat yang berminat. Saya sih nggak begitu tertarik melakukannya.
::::::
@ Suluh
He, iya ya? (o_0)”\
Wah, saya baru tahu kalau pembuktian TRU punya akibat di bidang filsafat juga. ๐
:::::
@ CY
Tebak siapa… ๐ ๐
:::::
@ Kopral Geddoe | alex | agiekpujo
Akhi, janganlah bicara jika tak ada ilmunya. Itu hanya akan menjadi debat kusir™ sahaja kalau begitu…
Sesungguhnya diam adalah hikmah™.
๐ ๐
:::::
@ orang awam
Lha, yang ngomongin fisika modern siapa? Saya kan menjelaskan tentang metode ilmiah…
Wah, bukan urusan saya. Soalnya komentator lain kayaknya baik-baik aja tuh bacanya. ๐
Jangan-jangan cuma Anda sendiri yang bermasalah. ๐
:::::
@ baliazura
Salam kenal,
Buku Harun Yahya memang menjelaskan beberapa hal. Tapi, saya sarankan Anda juga baca beberapa karya Richard Dawkins, seorang ahli biologi modern.
Beliau juga rajin menulis soal evolusi, dan (kalau nggak salah) ada beberapa karyanya yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh KPG. ๐
:::::
@ yud1
Hohoho, terima kasih sudah membantu menjelaskan. ๐
Seringnya sih, begitu. ๐
:::::
@ Rizma
Dateng juga nih mahasiswi FK. Kemana aja dari kemaren, mbak?
:::::
@ Heri Heryadi
Euh, S2? Walaah, nggak tau deh. S1 aja masih jauh dari kelar, kok… ^^;;
Wah…
Teori evolusi kalau gagal bisa bikin Genetic Algorithm gagal dunks…
@ dnial
Lho, iya ya? (o_0)”\
Waks, sori Mas… saya nggak mendalami Ilmu Komputer. Jadi nggak ngerti deh soal Genetic Algorithm itu… ^^;;
omaigat!
tampaknya otak saya harus mulai di cuci dari hal2 yang berbau pseudo dr sekarang…O_o
btw, apa sora begitu tertariknya sm teori evolusi ini ya?
yah, kalau gak bisa bikin teori yg lebih bagus, emang bakalan stack kayak oom harun … yg di turki sana abis kena sue di pengadilan gara gara kasus seks dgn anak di bawah umur
@ yume
Sebetulnya sih nggak. Cuma aja, kalau ada orang yang suka ngaku2-ilmiah (padahal nggak), saya jadi kebawa pengen buat ngejatuhin pendapat mereka… ๐
*contoh: kalo pak KRMT RS muncul di berita TV* ๐
:::::
@ papabonbon
Lha, om Harun bukannya cuma nyari2 lubang di Teori Evolusi aja? Wajar aja dia nggak dapet pengakuan dari kalangan ilmiah. ๐
BTW, iya tuh. Sekarang kayaknya om Harun banyak masalah. Dari soal seks bawah umur, terus censorship dalam negeri, sama terakhir blocking WordPress. Kenapa ya? (o_0)”\
***
Hmm, iya juga. Memang bisa saja justru di situ terdapat lubang kecil-namun-fatal (sebagaimana pergeseran kecil Merkurius di atas menumbangkan Teori Newton).
Tapi, kalau begitu, maka teori baru yang dirancang dapat โtugasโ tambahan. Justru harus bisa menjelaskan โlubangโ yang ada di Teori Evolusi tersebut
***
dari tulisan ini kan anda menyatakan bahwa “konsep evolusi itu harus benar maka jika ada lubang harus ditemukan ‘tambalan’ yang tetap mendukung konsep evolusii itu sendiri circular reasoning dong? artinya seburuk apapun penjelasannya “teori” evolusi itu harus benar atau sudah merupakan sebuah kebenaran, bahwa makhluk hidup mengalami perubahan semenjak jaman dahulu… aneh bukannya konsep makhluk hidup mengalami perubahan itu baru muncul setelah ada “teori” evolusi itu sendiri, kalau begini, maka jawaban apapun akan selalu dalam frame evolusi, bahwa makhluk hidup berubah sseiring perubahan waktu (ada yang mengalami perubahan ada yang tidak).
wah curang dong kalau seperti itu…
kedua, dari awal anda selalu mengeluhkan bahwa ide kreasionis adalh tidak ilmiah, pseudosains, tolong sebutkan secara eksplisit, bagaian mana yang tidak saintifik?
bagian “Tuhan menciptakan” kah? atau ada argumen mistis selain itu yang Anda jadikan alasan?
bagaimana dengan jawaban evolusionis tentang teori “kebetulan” (by chance) apakah itu saintifik?
bagaimana jawaban Pak Dawkins tentang masalah2 ledakan kambrium, ketiadaan makhluk antara, kekompleksan cel dan protein? Anda banyak merujuk ke Pak Dawkins tapi belum menuliskan satupun pendapat dan jawaban beliau mengenai masalah di atas. say akesulitanmencari buku Pak Dawkins yang gratis, mohon di share.
setelah saya baca link yang Anda rujukkan tentang evolusi kuda, malah semakin membenarkan argumen saya,
begini,sayang saya tidak bisa memberikan gambar karena saya tidak ahli dalam hal web.
eohippus (50 juta tahun yl) yang dianggap sebagi nenek moyang kuda BEREVoLUS secara bercabang2 menjadi spesies-spesies berikutnya. sebagian punah, sebgian bertahan, yang bertahan berevolusi lagi menjadi spesies selanjutnya, juga secara random sehingga muncul banyak spesies lainnya, sebagian punah, sebagian bertahan, yang bertahan kemudian berevolusi lagi menjadi beberapa spesies baru, nah, yang baru ini juga sebagian punah sebgaia bertahan, yang bertahan kemudian ada yang bervolusi menjadi kuda… sepakat Mas Sora9n?
nah ini tidak menjadi masalah, kalua tampak normal seperti ini, masalahnya ada KUDA MODERN yang umurnya sama dengan eohippus, artinya KUDA MODERN bukan evolusi dari eohippus, tetapi spesies lain yang hidup sezaman dengan eohippus.
saya juga tahu prinsip evolusi cabang yang diharapkan terjadi oleh “teori” evolusi, mungkin selam ini Anda mengira saya menganggap evolusi itu linear? tidak saya sudah tahu itu. tapi terimakasih juga untuk penjelasan ulangan untuk evolusi cabang.
Saudara sahabat dapat info ttg Eohippus dan kuda modern (saya tangkap sebagai Equus atau mungkin yang lain ?) dari sumber mana ? Apakah masih memakai tulisan Rimmer di tahun 1935 yang dibahas di http://www.talkorigins.org/faqs/horses/eohippus_equus.html
:: Sahabat
ah, begini, begini. maksudnya bukan circular reasoning seperti itu. kalau begitu sih, sama saja tidak ilmiahnya, kan?
maksudnya sora9n di sini adalah bahwa kalau misalnya saya punya teori baru (misalnya namanya teori ASDF) yang mau menyanggah teori evolusi, harusnya teori ASDF itu yang harus bisa ‘menambal’ teori evolusi. dengan demikian, teori evolusi menjadi tidak valid, digantikan oleh teori ASDF. jadi, bukannya teori evolusi itu tidak-terkalahkan… yah, kira-kira seperti itu, sih.
kreasionisme itu bukannya ‘dinyatakan salah’, hanya saja ‘belum dapat dibuktikan secara saintifik’.
misalnya begini. kreasionisme kan (intinya) mengutamakan bahwa ‘Tuhan menciptakan, lalu *bum* terjadilah’. ini bukan hal yang dipastikan salah tapi sulit sekali diverifikasi kebenarannya.
seandainya Tuhan itu bisa diverifikasi keberadaannya, lalu dipastikan proses kerjanya dan seterusnya (sesuai dengan metodologi ilmiah yang bisa diterima manusia), maka hal ini akan menjadi dasar yang solid untuk sebuah teori saintifik.
sekarang ini kan keadaannya ‘bisa saja benar, tapi belum dapat dibuktikan kebenarannya’?
[OOT dikit]
IMO, ‘penciptaan oleh Tuhan’ bukanlah hal yang bertentangan dengan budaya ilmiah, kalau kita memandang bahwa ‘Tuhan bekerja dengan proses’.
ketika manusia bisa menemukan kenyataan bahwa ‘proses ini lho yang dikerjakan oleh Tuhan’, maka akan terlihat bahwa kemahakuasaan itu begitu indah karena terjadi atas proses yang mengagumkan, bukan ‘mak-gedubrak lalu jadi’. teori-teori fisika sendiri banyak menjelaskan soal ini.
[/OOT]
secara sederhana sih, kalau ada teori yang lebih bagus, lengkap dengan bukti-buktinya, dan bisa diverifikasi secara ilmiah, kreasionisme sekalipun pasti akan diterima,selama syarat-syarat tersebut dipenuhi. hal inilah yang sampai saat ini belum bisa dipenuhi oleh kreasionisme yang mencoba menyanggah evolusi.
lalu, apakah kreasionisme salah? tidak bisa dikatakan begitu. tapi belum bisa dibuktikan kebenarannya dengan lebih baik dari teori evolusi, makanya belum bisa menggantikan teori tersebut.
mohon maaf dan koreksi kalau ada bagian-bagian yang salah ๐
ah, formatnya berantakan. pak admin, bisa tolong dirapikan?
terima kasih, ๐
saya baru lihat ulasan CD inconvinient truthnya (bener ngga nulisnya ?) Al gore tentang global warming. Saya sependapat bahwa seluruh umat manusia seharusnya berpikir tentang satu hal yang teramat penting : menyelamatkan bumi dari pemanasan global. Rasanya itu adalah hal yang lebih penting dari apapun sekarang ini, bumi sedang mengalami peningkatan suhu yang drastis. Kutub utara dan antartika mulai meleleh disebabkan efek rumah kaca. Menurut para ahli belum pernah dalam sejarah bumi ini mengalami kerusakan seperti ini, yang dimulai sejak penggunaan bahan bakar fosil pada awal abad 19.
@ Sahabat
Lha, saya kan nggak bilang “konsep evolusi itu harus benar”. Saya bilang kan begini,
Jadi, evolusi itu bisa saja salah/dianggap salah.
Misalnya saya punya teori baru (misal: teori ASDF seperti katanya yud1). Maka Teori ASDF itu boleh saja beda jauh daripada evolusi. Jadi hewan-hewan itu aslinya tidak berubah. Melainkan pengelompokan hewan terjadi secara ASDF.
Nah, nggak masalah jika Teori ASDF itu beda jauh daripada evolusi. Asalkan dia bisa lebih baik daripada teori evolusi, ya kita ganti dengan itu. ๐
Misalnya begini. Kreasionisme menyatakan “Tuhan menciptakan segala jenis makhluk secara tiba-tiba”. Nah, terus ada fakta:
Kenapa, kok bentuk tulang sayap kelelawar bisa identik dengan bentuk tangan manusia dan sirip hiu? Padahal ketiga makhluk itu bentuk luarnya berbeda jauh.
Nah, kalau Tuhan menciptakan semuanya serempak, apa nggak lebih baik kalo ciptaan-Nya langsung berbeda jauh? Apa nggak lebih baik kalo langsung berbeda jadi struktur yang paling sesuai dengan alamnya?
Saya sih nggak pernah berpendapat bahwa sains “membunuh” Tuhan. Tapi, satu hal yang pasti: Sains mustahil membuktikan Tuhan. Tuhan ada atau tidak, itu mustahil dibuktikan secara sains. Karena alamnya beda.
Kita di alam sini, menilai dari yang kita amati. Sedang Tuhan tak teramati secara langsung. Tapi, sains bisa membantu menjelaskan cara kerja Tuhan bagi yang mempercayai-Nya. Begitu sih, kira-kira menurut saya. ^^
Kalau menyangkut kebetulan yang terjadi di masa lalu (menyangkut penciptaan), saya rasa tidak. Kenapa? Karena sudah mustahil untuk dibuktikan.
Sains bekerja dengan bukti. Evolusi ilmiah karena bisa menjelaskan masa kini. Tapi, kalau sudah membahas masa lalu, teori itu tak lagi ilmiah. Karena tak bisa dibuktikan dan diulangi percobaannya. ๐
Waduh, jangan disalahartikan dong. Saya kan merujuk beliau, karena beliau adalah tokoh evolusionis yang paling diakui di dunia modern. Bukan berarti saya lantas tahu semua jawaban beliau; lha saya juga cuma tahu beberapa hal aja kok. Bahkan, sejujurnya, saya cuma tahu garis besar ide2nya saja. ^^
Tapi, OK, saya akan coba menjelaskan cambrian explosion sejauh yang saya tahu.
Ada beberapa kemungkinan terjadinya keragaman mendadak ini.
Tentunya kita juga bisa mengasumsikan terjadinya campur tangan Tuhan pada saat itu. Karena itu sudah jadi masa lalu yang terlalu jauh untuk dibuktikan, maka segala sesuatu sangat mungkin terjadi. Kita cuma bisa berspekulasi sambil menyesuaikan dengan bukti yang ada. ๐
Wah, saya nggak tau e-book-nya di mana. Yang saya tahu “River out of Eden” sama “Selfish Gene” yang udah diterbitin sama KPG. Kalau kumpulan esainya sih ada, tapi kebanyakan mengulas masalah dampak sosial dari ilmu biologi…
http://www.simonyi.ox.ac.uk/dawkins/WorldOfDawkins-archive/Dawkins/Work/papers.shtml
Umm, coba ini dicocokin sama link yang dikasih mas/mbak oddworld (komentar #41), deh. Betulkah yang itu sumbernya, atau bukan?
BTW, soal “lubang” di Teori Evolusi, baiknya ditanyakan ke mas Bharma (a.k.a secondprince). Soalnya beliau memang jalur keilmuannya di sana. Kalau saya aslinya mahasiswa teknik, jadi mungkin saja penjelasan saya malah banyak salahnya daripada sama beliau. ๐
:::::
@ yud1
Ah, terima kasih udah membantu menjelaskan. ๐
Btw, udah dibetulin, tuh. ๐
:::::
@ putu
Kalau nggak salah sih, global warming itu merupakan siklus berulang ribuan tahun … [pendapat Pak Rovicky yang anggota IAGI]. Hanya saja kali ini lebih parah, soalnya ditingkahi oleh banyaknya polusi dan emisi karbon dari industri. (o_0)”\
Lebih lengkapnya bisa dibaca di blog beliau, sih. ๐
Btw, kalau ‘lubang’ kreasionisme, sebenarnya ada. Soalnya desain-desain makhluk hidup yang ada tidaklah sempurna. Misalnya, adanya junk DNA, warna tanaman yang hijau (warna hitam adalah yang paling sempurna secara teori), lalu adanya sistem faring yang justru meningkatkan resiko tersedak, belum lagi evolusi mata yang legendaris itu. Lalu kemudian ada fakta bahwa manusia tidak bisa mensuplai kebutuhan vitamin C secara mandiri, kemudian adanya otot plantaris, dan seterusnya.
Kalau memang makhluk hidup memang langsung disulap dan ‘jadi’ secara instan, kenapa ada kelemahan-kelemahan ini? Namun tentunya cukup masuk akal kalau semuanya diterima sebagai hasil dari proses evolusi. Hasil dari proses adaptasi.
“Akhirnya si pemikir memahami bahwa pelangi itu adalah efek dari pembiasan berkas cahaya oleh air”
dan akhirnya si pemikir dengan bangga mengambil kesimpulan kalau pelangi itu tercipta oleh pembiasan berkas cahaya oleh air bukan oleh Tuhan…
@ dkmfahutan
Dan itu kembali pada pemahaman masing-masing. Seperti yang sudah saya tuliskan buat komentarnya Mas/mbak “Sahabat”,
Jika mau diartikan sebagai cara kerja Tuhan, monggo. Diartikan sebagai bukti ketiadaan Tuhan pun silakan. Tapi, yang jelas, kita mustahil membuktikan ada/tidaknya Tuhan hanya dengan sains semata. ๐
Btw, salam kenal yah. ๐
Dari dulu ada Teori Evolusi saya ga setuju disamakankan sama BANGSA MONYET. Enak aja …
komen di atas adalah satu lagi bukti keberhasilan propaganda harun yahya. ๐
Kalo saya nggak keberatan… asal bangsa monyetnya bangsa Saiya. Mana tau saya bisa jadi Manusia Saiya Super ๐
*submit sebelum ditendang karena nyampah*
saya rasa bukan masalah asal kita dari mana, tapi akan menjadi apa itu yang harus kita pikirkan. Manusia diciptakan terbatas, masa mau ngerti tentang rahasia Tuhan kalo banyak yang belum kita ketahui. Banyak masalah seperti; kemiskinan, pendidikan dll, andai saja para ahli yang sering berdebat mengenai evolusi lebih memikirkan hal-hal yang berguna.
walau kita (mungkin) bukan berasal dari monyet, tapi tidak memberikan kita hak untuk menghancurkan hutan tempat monyet tinggal.
wah gawat nih, kalau teori evolusi itu benar, kita satu nenek moyang alias saudaraan dengan kutu air dong.
(mengingat menurut teori evolusi semua makhluk hidup di dunia ini bermula dari makhluk-makhluk bersel tunggal)
Lha, kok diskriminasi terhadap kutu air? Memangnya salah kutu air apa?
Maap nih OOT, sora9n. (*minta maap dulu, sebelom digebukin gara-gara OOT. Hehe*)
Saya mah sebenernya nggak pernah bermasalah mengenai teori evolusi. Hubungan saya dengan Kang Darwin sejauh ini baik-baik saja. Hubungan saya dengan Om Harun juga baik-baik saja.
Sampai akhirnya suatu hari temen saya, Kampleng, baru saja pulang penelitian. Dia bilang, menemukan peninggalan dan tulang belulang ‘hampir manusia tertua di dunia’. Saya jelas kaget. Nggak percaya. Lalu terjadilah percakapan ini;
+ “Pleng, lo serius ini tua beneran?”
– “Serius, Rip. Dari anatomi tulang pipi, ampir nyamain lucy“.
+ “lo nemuinnya di layer keberapa?”
– “Bukan masalah layer lagi men. Ini bahkan udah di karbon. Tua beneran, men. Sahih nih data gue”
+ “Tuaan mana ama adam?”
– “Kalo estimasinya adam hidup sejuta tahun yang lalu. Jelas tuaan ini, men”
‘Hampir manusia tertua’ itu dianggap manusia oleh Kampleng, karena sudah mempunyai sistem budaya, militer, dan teknologi domestikasi pangan. Mirip suku nomat di afrika dan papua.
Namun, saya dan Kampleng merahasiakan ini dari Pak Toha, bapak kost kami waktu di Depok dulu. Karena Pak Toha baru saja pulang haji. Dan sepertinya ia tidak suka mendengar cerita ini.
Apalagi kalau mendengar, bahwa ‘hampir manusia tertua yang bukan adam’ itu ternyata ditemukan di daerah Punung, Sangiran. Yang hanya berjarak 15 km dari Solo.
Hweh…
Berat… ๐ฏ
@scrooge
salah kutu air?
1. membuat saya gatal
2. mengerami telur dibawah kulit saya tanpa seizin saya
3. Sudah begitu tidak mudah mengusirnya
4. Tidak berbuat kebaikan kepada saya
@bangaiptop
seingat saya ada ‘obrolan’ antara Allah dan Malaikat yang memberikan clue tentang keberadaan manusia (mungkin non homo sapien) sebelum Adam (yang pastinya homo sapien) diciptakan.
@ auliahazza
Euh, coba baca dulu link ini:
[teori common descent di wikipedia]
Ntar juga ketahuan kok kalau teori evolusi tidak menyatakan manusia berasal dari kera… (kalau satu nenek moyang sih iya ๐ ).
BTW, terserah sih mas/mbak mau menerimanya gimana, tapi pikirkanlah:
Bukannya bermaksud mempersamakan atau bagaimana, tapi secara fisik kita memang punya banyak kesamaan dengan mereka… (kalau akal budi sih jelas jauh beda) ๐
:::::
@ danalingga
Kayaknya, ya… ๐
*langsung murung lagi*
:::::
@ alex
Janganlah berandai-andai yang berlebihan, sesungguhnya dikau berada dalam kesesatan yang nyata™. ๐
:::::
@ yarza
Ya, iya. Dari biologi SMA kan juga kayak gitu…? ๐
Tapi kenapa memangnya dengan kutu air? (o_0)”\
:::::
@ bangaiptop
Wups…
Bang, itu serius? ๐ฏ
Waw, zaman karbon ada manusia berteknologi setinggi itu? Cepet rilis ke jurnal ilmiah dong kalo bener, biar tahu beritanya nih. ๐
:::::
@ p4ndu_Y4m4to
Wah, mohon maaf atas keberatannya begitu… ๐ฆ
*ditimpuk* ๐
:::::
@ yarza (lagi)
Jangan mandang kutu air doang dong. Kalau memang kita semua berasal dari makhluk bersel tunggal, itu kan berarti kita saudaraan juga sama hewan-hewan keren — macamnya kuda, elang, singa, cheetah, dan harimau. ๐
Maksudnya yang di Al-Baqarah 30, bukan,
Beberapa tafsir beranggapan bahwa itu berarti malaikat sudah melihat, bahwa suatu umat pernah diturunkan ke muka bumi dan malah berbuat kerusakan. Kalau di bukunya Muhammad Isa Dawud, umat itu diasumsikan sebagai bangsa Jin, sih… (o_0)”\
Iya saya serius. Rilisnya udah banyak. Kebanyakan di France. Insya Allah, tanggal 5 – 17 bulan depan di ITB.
Ampuni saya. Sungguh saya menyesali kenaifan pikiran saya™
… ๐
hohohohoohoho,,
Senengnya udah ada Bharma di sini,, ada makhluk pintar buat ngejelasin tentang pelajaran pelajaran,,
*Ma sih tukang rusuh ajah*
*kabur dan ngelempar label anak FK* ๐
eh lupa,, Bharma, kalo resistennya antibiotik itu bentuknya jadi mutasi ya? makanya bisa diturunin,,
@ bangaiptop
Hmm, ditunggu, ditunggu…
(BTW, di sana memang lagi mau ada pameran paleontologi lho. Mulainya tanggal 5 September, gitu…) (o_0)”\
:::::
@ alex
Bagus, bagus. Maka segeralah bertobat™, dan kembalilah engkau ke jalan yang lurus™ lagi diridhoi™.
*ngakak lagi* ๐ ๐
:::::
@ Rizma
*pasang label gede-gede*
๐
Kalo aku seeh tetep lebih prefer teori evolusi, karena teori evolusi mendasari munculnya cerita-cerita semacam X men and serial Heroes hehe2x *Heroes maniac*
Evolusi is the best deh pokoknya
Salam hormat & salam kenal, Sora.kun
Maaf kalo tidak ilmiah dan tidak menawarkan teori baruโฆ
Sains adalah bukti. Untuk itu, seeing is believing (walaupun mungkin saja yang dilihat adalah magic illusion atau genjutsu). Karena itu, sering lebih mudah tuk percaya Deddy Gorbuzier bisa mbengkokkan sendok lewat TV daripada percaya kalo bentuk tulang sayap kelelawar, bentuk tangan manusia dan sirip hiu memang diciptakan kebetulan mirip. Karena penciptaan itu hanya terjadi sekali. Gak ada saksinya dan gak bisa diulangi/diverifikasi lagi. Jadi intinya sains butuh bukti. ๏
Seperti yang dah dijelaskan dengan bagus oleh Yud1, jadinya memang kasian banget para kreasionis itu. Semua orang berlomba menjadi yang paling ilmiah dengan teori dan bukti2nya lalu dengan bangga membungkam para kreasionis yang cuma bisa mengimani bahwa Tuhan (seperti yang tercatat dalam kitab-Nya) menciptakan semuanya itu dalam 6 hari saja (versi Torah). Yang terdesak lalu berkata: โkafir kamu..โ ๏ (kutip ya, CY)
(okay, ada kreasionis yg kukuh bhw itu โmak-gedubrak lalu jadiโ. Ada jg yg blg kalo 6 hari itu tidak sehurufiah itu. Tapi itu diluar masalah)
Memang sih maunya, โsains bisa membantu menjelaskan cara kerja Tuhan [bagi yang mempercayainya]โ (sampai lupa kalo ada juga yg gak bercaya Tuhan). Contoh Analogi HGNewton trus TRU itu cocok banget. Knapa? Karena โKitabโ (yang tak ilmiah itu) tidak menulis apa2 tentang itu. Kalau suatu hari kelak TRU disempurnakan oleh teori baru lagi, tetap tidak ada masalah juga dengan alasan yang sama.
Analogi tentang pelangi; saya tidak pernah tau orang zaman dulu siapa yg exclaim: โTuhan menciptakannya! Hidup Tuhan, Amin!โ Lalu tidak perduli fakta ilmiah dibaliknya. Yang kutau, dalam Kitab tua (Torah lagi) memang sudah disebutkan kalo pelangi itu akan tampak apabila Tuhan mendatangkan awan di langit. (ืืจืืฉืืช 9:14) Jadi sebenarnya sudah ada clue tentang pembiasan optik itu. Sekali lagi, sains membantu menjelaskan cara kerja Tuhan. Asyik dahโฆ
Tapi apabila orang2 pintar kemudian menemukan dan mengembangkan teori yang nyata bertentangan dengan isi โKitabโ, seperti teori evolusi yang Sora bahas itu, maka dapat dipastikan: โsains membunuh Tuhan.โ Tentu saja selebihnya dari ini adalah debat kusir tanpa henti. Yang satu akan menyebut yang lain โtidak ilmiahโ, lalu dibalas dengan sebutan โkafir.โ Buatku, ribut2 begini ni yang memprihatinkan. (seperti mau mencari Gundam di Grand Line) Sora dah bilang kan, Realm-nya saja dah beda. Kalo sudah tau bahwa pendapat masing2 tidak akan berubah, mestinya biar saja jalan sendiri2…
Toh para evolusionis juga punya versi evolusi yang berbeda2, seperti ttg kuda diatas. Demikian juga para kreasionis yang pny versi ide sendiri2 ttg korelasi ilmiah antara isi kitab dengan bukti nyata. Saya sendiri kreasionis, yang percaya bahwa evolusi itu terjadi pada banyak ciptaan-Nya (tidak kutip siapa2), walo dengan sudut pandang yang berbeda dgn Dawkins dkk. Tentu saya juga percaya (seperti tertulis dalam โkitabโ) bahwa manusia tidak pernah berevolusi, apalagi dari primata, misalnya. Diciptakan memang bentuknya sudah seperti sekarang, bahkan mungkin lebih cakep dari saya. ๏ Kebetulan saja 97% (kalo tak salah) mirip dengan kera.
Memang kuno dan tak ilmiah. Tak apalahโฆ
Jadi, terlalu naรฏf memang kalo โkitabโ digunakan sebagai dasar ilmiah. Sudah jelas bukan itu tujuannya. Tapi menurutku tidak benar juga kalo keilmiahan kita membuat kita โmenakarโ Tuhan.
Sora bilang kalo Tuhan harusnya menciptakan manusia, hiu dan kelelawar tidak ada satupun miripnya sama sekali, karena alamnya beda dst.
Geddoe bilang kalo desain-desain makhluk hidup yang ada tidaklah sempurna dst.
Yud1 bilang seandainya Tuhan itu bisa diverifikasi keberadaannya dstโฆ
Ah, Bro, Semua itu kan hanya menurut kita saja. Kita berusaha bisa โmenilaiโ Tuhan menurut standar ilmiah ciptaan kecerdasan kita yang terbatas ini. Kita mensyaratkan kalo (pekerjaan) Tuhan tu harus โseperti iniโ atau โsesempurna beginiโฆโ Tuhan itu kan jauh lebih besar daripada yang sanggup kita mengerti. IMO, Tidaklah patut untuk ciptaan memprotes penciptanya…
Mohon maaf ya, kalo ternyata ada yang dah gak percaya existensi Tuhan lagi, atau konsepnya tentang Tuhan berbedaโฆ (_ _)
Sebenarnya saya punya pemikiran untuk pertanyaan Geddoe, tapi rasanya itu akan jadi debat kusir sajaโฆ mari kita hindari. ๏
Thanx sudah mengijinkan saya berbeda pendapat di forum ini.
P.S.
1) Tolong tembusan buat Geddoe, Yud1, dan siapapun juga yang komentarnya saya kutip.
2) Kalo berantakan tolong dirapikan.
3) Agiek tu homo superior juga ya? ^_^
:: jensen99
nice point there. mungkin sedikit tambahan dari saya, sih.
maksud dari kalimat ‘seandainya Tuhan bisa diverifikasi…’ itu, kalau mau memasukkan hal tersebut dalam kerangka diskusi ilmiah. tentu saja, hal ini kan tidak mungkin dilakukan? realm-nya sendiri sudah beda.
mungkin penekanannya lebih ke arah ‘prosedur dalam koridor ilmiah’, sih. istilahnya, mungkin ‘aturan main’-nya kalau kreasionisme mau didudukkan sebagai sesuatu yang ilmiah.
tapi itu kan dua hal yang berbeda? jelas tidak bisa dibandingkan. saya sepakat soal ini.
@ agiekpujo
Wah, kalo kreasionisme yang dipilih sih, Peter Petrelli bakal dapet kekuatan super sebagai “anugerah Tuhan”, Mas — bukannya “akibat evolusi”…
:::::
@ jensen999
Salam kenal juga, ๐
Euh, komentarnya panjang; saya ambil beberapa bagian yang mewakili aja ya. ^^
Kalau menurut saya sih, sebetulnya itu kembali ke pemahaman orang yang bersangkutan tentang “Tuhan”. Bahkan, kalau menurut saya, sebetulnya evolusi itu bukannya praktis meniadakan Tuhan, melainkan hanya menunjukkan bahwa Tuhan mungkin tak diperlukan dalam penciptaan.
Mengutip ucapan pak Stephen Hawking,
Ada perbedaan besar antara dua hal itu. Sains mungkin saja menyatakan bahwa “tidak perlu Tuhan supaya manusia ada” — tapi itu hanyalah hipotesis. Bahkan, menurut saya sains tak akan pernah bisa membuktikan ada atau tiadanya Tuhan.
Apakah teori Big-Bang dan evolusi memastikan Tuhan tidak ada? Tidak. Kedua teori tersebut hanya menjelaskan bahwa “dunia mungkin berjalan tanpa bantuan Tuhan”; tapi tak ada yang tahu apa yang persisnya terjadi. Bisa jadi Tuhan menciptakan makhluk, tapi apa buktinya — selain kitab suci yang ternyata berbeda di setiap agama? Atau, bisa jadi juga Tuhan tak melakukan penciptaan — tapi, lagi-lagi, apa juga buktinya?
Di titik ini, kita toh cuma bisa menduga-duga. Yang percaya pada kreasi menolak evolusi; yang terpaku pada evolusi menolak kreasi. Ada juga yang mengambil jalan tengah (e.g. theistic evolution yang saya sebut di [post sebelumnya]). IMO, semua itu kembali ke pilihan masing-masing untuk percaya.
***
Adapun soal perdebatan tak berujung-pangkal ini, penyebabnya jelas. Karena yang satu meminta bukti (sains), sedangkan yang satu menawarkan intepretasi (kitab suci). Alhasil, susah untuk menjembatani kedua pihak yang dasarnya berbeda pandangan ini. ๐ฆ
Jadi kalau menurut saya sih, perselisihan evolusi-kreasi itu ada karena manusianya, bukan karena yang satu benar-benar menghancurkan yang lain. ๐
Setuju. ๐
Cuma terkadang ada beberapa orang yang tidak yakin dan merasa punya ego tinggi untuk menjatuhkan ‘lawan’-nya itu… dan, lagi-lagi, ini kembali pada orangnya masing-masing. ๐
FYI, saya juga kreasionis, kok ^^ . Sebaiknya Anda baca juga pendapat-pendapat saya di [post ini]…
Tapi, di sisi lain. Saya juga percaya bahwa evolusi (hingga taraf tertentu) pernah terjadi di muka bumi. Saya lebih memandang evolusi itu sebagai proses kerja Tuhan di dunia. Selengkapnya bisa dibaca di [theistic evolution]. ^^
Soal manusia, mungkin kita memang tak benar-benar berevolusi (kalau mengacu pada kitab agama saya juga). Tapi, sekali lagi, ini sudah masuk ke ranah kejadian yang tak bisa dibuktikan lagi kebenarannya. Alhasil ini jadi urusan keyakinan… Entah kita mau percaya pada evolusi, kreasi, ataupun mengkompromikannya, itu toh tak mengubah apa-apa. ๐
Eits… sebentar, sebentar. Saya nggak menyatakan bahwa dugaan saya itu pasti benar adanya. Justru saya melihat adanya berbagai kemiripan itu, lantas berpikir “mungkin begini…”
Yang saya sampaikan itu adalah kemungkinan saja. Kebenarannya, tentu saya pun takkan tahu. Tapi secara pribadi saya berpikir bahwa Tuhan bekerja dengan proses. Oleh karena itu saya memandang evolusi sebagai salah satu cara kerja Tuhan (karena saya percaya pada-Nya).
Kalau orang mau menyatakan evolusi sebagai bukti ketiadaan Tuhan, silakan. Mau menganggapnya bukti kebesaran Tuhan pun nggak apa-apa. Tapi saya pribadi memperkirakan, berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan, bahwa “mungkin beginilah cara kerja-Nya di alam”. Ini cuma perkiraan saya saja…
Dan itu bisa saja terbukti salah di kemudian hari. ๐
Saya cukup setuju dengan yang ini. Tapi, bagaimana kalau kita memandangnya sebagai niat untuk mempelajari kebesaran-Nya? Saya sih percaya Tuhan bekerja dengan proses, dan pemahaman akan proses itu justru membuat kita makin kagum pada kebesaran-Nya…
(tentunya ini berlaku bagi yang percaya. Kalau yang tidak percaya mungkin justru menganggap pembuktian sains itu menunjukkan ketiadaan Tuhan; tapi itu cerita lain lagi untuk saat ini. ๐
evolusi itu prinsipnya sih menurut saya sederhana, mahluk awal tidak boleh ada lg sesudah berevolusi…..
kalo monyet berevolusi jadi manusia? kenapa monyet masih ada saat ini?
Salam kenal
@ jidoet
Salam kenal juga,
Sebetulnya konsepnya bukan begitu. Coba baca [tulisannya Pak Ahli Geologi yang satu ini]. ๐
[…] Kali ini salah seorang dari kami akan menanggapi salah satu tulisan tentang Teori Evolusi di situs ini. Inti dari tulisan itu adalah tentang bagaimana kalau anda ingin menjatuhkan Teori Evolusi. Setelah […]
capek de……………….
aq capek mikirin yg itu . . .
sekarang aja aq lagi bwt makalah ttg evolusi..
huuh…!!!!!!!!
C A P E K . . . . . . . !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
kita anggap Al-Qur’An adalah sebuah teory, bisakan bisakah anda menemukan cacatnya atau lubangnya.
kalau kalian memang bisa buatlah dan jangan kamu tunda2 pembuatannya jika kamu memang orang2 yang benar.
jangan hanya angan2 kamu akan membuatnya.
tapi buktikanlah dengan menerbitkan sebuah buku, yang memang disengaja menantang kehebatan Al-Qur’an.
kalian boleh mengerjakannya sendiri, atau bekerja sama dengan seluruh manusia. atau dengan bantuan yang lainnya.
saya akan menunggu terbitnya buku tersebut.
selamat mencoba!!!!! ๐
jika sudah jadi kabarin saya di uino_m@yahoo.com
atau tlp ke 08119628699 atau sms juga ga papa.
@ wino
Salam kenal,
Lha, memangnya nggak ada kompromi antara Teori Evolusi dengan Al-Qur’an?
Ada banyak kemungkinan kok. Al-Qur’an cuma menyatakan bahwa Adam dan Hawa diciptakan secara langsung oleh Allah, tapi tak menjelaskan bahwa tidak terjadi evolusi di kalangan makhluk hidup lain (e.g. pada hewan dan makhluk selular).
Sepanjang teori itu diterima dengan eksepsi di atas, saya rasa isinya tak bertentangan dengan Al-Qur’an (IMHO, CMIIW).
BTW, Anda jangan nulis komentar dobel di post yang satu lagi, dong. Jawaban buat yang di sana saya link ke sini. Terima kasih. ๐
wueee T.O.P !!
Kereeennn ๐
gw kadang capek debat ama orang yg terhipnotis harun yahya hihi dianggapnya menyerang agama dan pro atheis yang (hipnotisnya hy juga) komunis, hedonis, naluri binatang karena evolusi, marxisme, apa lagi tuh :p
saya minta izin copy paste juga ya n copy link biar dia baca ndiri aja =D
@ Eiko
Salam kenal,
Ah, terima kasih pujiannya. ^^
Kalau buat copy-paste, silakan aja; yang penting dikasih keterangan bahwa tulisannya diambil dari blog ini. Kurang lebih begitu sih, IMO. ๐
[…] saya tak perlu capek-capek berdebat dan memikirkan jawaban soal Teori Evolusi yang kisruhnya nggak habis-habis itu ; saya tak perlu naik darah karena membaca post dan komentar […]
@sora
mantap, tulisan yang bagus, salute
@wino
pernh saya diskusi dengan teman muslim, intinya kata dia, menurut ajaran islam, mereka yang tidak ngucap syahadat, yang artinya tidak mengakui bhw tiada tuhan selain allah adalah kafir, dan kafir pasti masuk neraka.
Sebuah lubang besar pada al-quran ketika mahatma gandhi, mother teresa, martin luther king jr, saya, dan 4.5 milyar lebih manusia yang hidup saat ini harus masuk neraka karena gak ngucap syahadat.
@ joyo
Ah, terima kasih pujiannya. ๐
Sekadar info, sebetulnya ada beberapa penafsiran (yang lebih moderat) tentang hal itu di Al-Qur’an. Misalnya di Q.S Al-Baqarah 62,
Penafsiran “beriman pada Allah” itu sendiri berbeda-beda. Ada yang menyatakan bahwa maksudnya mengakui “Allah” dalam Islam; ada juga yang beranggapan bahwa yang penting adalah esensi “Tuhan yang Esa”, apapun kepercayaannya.
Walaupun ada saja pendapat yang lebih radikal dengan menyatakan ahli kitab (i.e. Yahudi dan Nasrani) itu non-monotheis karena ajarannya sudah bergeser. Tapi tetap saja itu penafsiran, yang terkadang berlainan antarkelompok umat Islam sendiri. ๐
[…] punya genotip khusus akibat mutasi dalam proses Brainwashing. Spesies baru yang muncul secara Evolusi karena pengaruh Alam yang penuh sesak dengan […]
@sora
jadi yang Benar benar Benar yang mana? informasi dari teman saya yang mengatakan bahwa no syahadat go to hell ato yang lain? mohon penjelasannya ๐
waduh komen saya diatas ternyata OOT, maap ๐
@ joyo
Kapan-kapan dibahas di post tersendiri, deh (kalau sempet). ๐
joyo:::
hak untuk menjawab pertanyaan mas itu kayaknya tidak ada pada saya, deh. jadi maaf, saya ndak bisa mbantuin sora njawab. menurut saya, yg memiliki hak untuk menjawab itu adalah sebuah kekuatan lain yang berada jauh di atas kekuatan saya ๐
Teori evolusi jangan dijatuhkan, jangan dibiarkan kolaps, tetap saja ada. Lumayan buat dijadikan samsak…. cukup menghibur kok…
[…] [1] Untuk diskusi mengenai Teori Evolusi dan kedudukannya terhadap agama, silakan baca post saya (dan komentar-komentarnya) berikut ini: Teori Evolusi, Sains atau Ilmu Semu? Begini lho caranya, kalau Anda mau menjatuhkan Teori Evolusiโฆ […]
[…] kali ini cukup menggelitik dan cukup menginspirasi. Alur kisahnya mengingatkan akan debat panjang tak berkesudahan yang cukup melegenda di ranah blogsphere, antara sains dan agama, hehehe. Ketika sebuah fakta -berupa sesuatu seperti kerangka manusia yang […]
Tuhan menciptakan namun Tuhan berproses. Memang, ada yang salah dari Evolusi, namun peradaban manusia selalu berkembang.
Yang menggelikan:
silahkan cari sekop, genteng, contoh bangunan kuno pada masa Romawi kuno dan contohlah bentuk alat bangunan dan bahannya pada masa kini.
Apa kesimpulannya?
Yee, itu mah karena sengaja dibikin mirip… ^^;;
Sekop jaman romawi kan udah lumayan berguna buat ngangkat pasir (misalnya). Tentunya lebih efisien kalau kita memodifikasinya sedikit-sedikit sesuai kebutuhan.
Kalau tadinya sekop datar, kita bikin agak cekung supaya bisa menampung pasir lebih banyak. Kalau tadinya kurang kuat (karena terbuat dari kayu), ya kita bikin yang dari logam. ๐
*evolusi alat bertukang?* ๐
*jatuh pingsan setelah mbaca postingan ini*
[…] punya genotip khusus akibat mutasi dalam proses Brainwashing. Spesies baru yang muncul secara Evolusi karena pengaruh Alam yang penuh sesak dengan […]
ijin copy paste bos.. secara gw demen ama gaya basa dan penjelasan ente
@ emmy21
Silakan; yang penting dicantumin bahwa sumbernya dari blog ini. ^^
[…] ini, saya jadi teringat akan post lama saya tentang teori evolusi dan sekuelnya. Sebenarnya sih penyebabnya sederhana saja — bahwasanya, post tersebut belakangan ini sering […]
Teori evolusi hanya sebuah pengamatan yang jeli dan bagus.
Sebuah tesis untuk mencerdaskan Manusia dari kemalasan berpikir.
Ya seperti Teori2 yang lain, hanya menjelaskan dan menguraikan sesuatu yang ada di alam semesta.
Saya Setuju aja Deh…..
Biar gak susah2 mikirnya…….
Ini Hanya masalah Waktu saja….
Dont worry about Him, Brother
I tell you,…
Teori2 yang ada saat ini hanya menjelaskan secara empiris tanpa memandang keperluan besok kita makan Apa ya….
Nggak nyambung ya……..
Good Luck, MAs…
Saya Tunggu, Teori Evolusinya Yang Baru ( TEB )
sora, blog anda saya kutip buat referensi dan buat balasan di http://www.kaskus.us/showpost.php?p=33260763&postcount=489 maaf baru bilang setelah dipakai :p
@ grukk
Ah, nggak apa-apa. Dipersilakan. ๐
[…] mengungkit kembali luka lama yang mungkin sudah […]
[…] Evolusi adalah sebuah teori, sama halnya dengan Teori Relativitas Khusus dan Mekanika Kuantum. Kedudukannya kokoh sampai ada teori baru yang siap menggantikannya. […]
kenapa tidak bentuk badan independent untuk menguji agama kristen dan islam.
kalian pikir agama kalian benar? kenapa tidak di uji?
tidak perlu takut jika benar khan
Yei… hore! Saya juga pendukung teori evolusi lho! Keluarga saya juga (pacar saya juga hehe!)… Kami justru berpikir bahwa melalui teori evolusi kita melihat keindahan dari Penciptaan Tuhan & Kebesaran Tuhan. Bahwa dalam penciptaan, Tuhan berproses, tidak ‘jlug’ ‘brebet’ langsung jadi, melainkan melalui perubahan dan perkembangan yang memakan waktu lama.
Klo mau sebenarnya Tuhan bisa dengan jentikan jari menciptakan alam semesta beserta isinya tanpa proses. Namun Dia, Yang Maha Kuasa dan Maha Esa, ingin mengajarkan pada manusia bahwa SEMUA HAL di dunia ini melalui proses, salah satunya evolusi. Suatu Kebesaran Illahi bahwa sesuatu yg sederhana bs menjadi kompleks berkat evolusi, dan saya melihat tangan Tuhan bekerja untuk memungkinkan teori tsb. Udah baca National Geographic February 2009 & Desember 2008, bagus lho ttg evolusi!
Bravo Sora9n!! Saya boleh pake argumen kamu bwt bkin paper evolusi ga? Tenang aja, ga copy-paste smua kok, cma menambahkan aja… Saya jg punya argumen sendiri kok! Soalnya guru saya yg tdk percaya dg teori ini dg berbagai argumennya yg ‘aneh’…
@ Raisa
Silakan, dengan senang hati. ๐
BTW, kalau menyangkut argumen dan kontra-argumen, saya sarankan mbak baca post yang ini juga:
[Beberapa FAQ tentang Evolusi]
Di sana sudah saya rangkum dalam bentuk tanya-jawab. Semoga membantu. ๐
Saat Tuhan menciptakan Adam+Hawa, dia bilang “Aku” ciptakan manusia sebagai pemimpin, yg artinya DIA langsung yg ciptakan “mak brebet dadi..”
Tapi saat Tuhan menciptakan manusia yg lain, Dia Bilang “KAMI” yang artinya Tuhan dengan seluruh ke-maha-annya
dan diantaranya adalah sistem yang sudah “DIA” buat yaitu bertemunya sel telur dan sperma jika cocok lanjut, lalu berlakulah hukum-hukum IF.. Then .. Else..
itulah kemudian yg akhirnya dipelajari manusia, sistem-sistem yang sudah “DIA” atur
menyikapi Teori Evolusi, jika kemudian ada yg berkomentar bahwa Tori Evolusi tdk bisa menjelaskan anu maka Teori Evolusi gagal.
saya pikir pendapat semacam itu ada benarnya..
Karena sebuah teori memang layak untuk diuji keabsahannya paling tidak melalui sebuah pengujian khusus
coz..
Jika ada 1 Teori yg menyatakan bahwa “Untuk Setiap himp A maka B”, maka jika ada satu saja anggota dari himpunan A itu tidak menyebabkan B
maka, Teori itu GAGAL….
maka, Teori itu SALAH….
^
Yup, ini logika Popperian (yang dipakai sbg dasar metodologi ilmiah). Tapi, terkait penerapannya di bidang sains, ada yang perlu dicatat.
Kadang adanya suatu kesalahan justru membantu menyempurnakan teori. Jadi tidak mesti suatu teori = salah total kalau tidak sempurna.
Zaman dulu Teori Evolusi klasik (Darwinian, 1895) tidak melibatkan penemuan genetika (Mendel). Jadi teori ini punya “kesalahan”. Meskipun begitu kesalahan itu kemudian disadari — Teori Evolusi kemudian disempurnakan dengan melibatkan genetika Mendel. Kejadiannya sekitar tahun 1920.
link: [Modern Evolutionary Synthesis]
Jadi kesalahan itu kadang membuka pintu pada perbaikan. Evolusi yang kita kenal sekarang adalah bentuk modern yang disempurnakan; sebagaimana relativitas adalah bentuk modern disempurnakan dari Newton. ๐