Catatan:
Berbagai post lain tentang bahasa Jepang di blog ini bisa Anda temukan di halaman [direktori nihongo]
Di tulisan bagian 7a dan 7b, kita sudah bicara tentang infleksi (perubahan bentuk) kata kerja dalam bahasa Jepang. Dalam dua tulisan tersebut yang dibahas adalah bentuk standar masa kini.
Bagaimana dengan bentuk waktu yang lain?
Nah, kali ini kita akan membahas tentang kata kerja bentuk lampau di bahasa Jepang. Sebenarnya saya ingin sekalian membahas bentuk lampau untuk copula dan kata sifat di sini — meskipun begitu, setelah dipikir-pikir, sepertinya lebih baik kalau membahas kata kerja dulu saja. Sekalian agar postingnya lebih fokus dan tidak terlalu panjang, begitu. ^^a
さあ、はじめましょう。。。
Kata Kerja Bentuk Lampau (過去形) dalam Bahasa Jepang
Sebagaimana dibahas di [nihongo-7], infleksi kata kerja Bahasa Jepang ditentukan lewat tiga grup: Ichidan, Godan, dan Irregular. Hal yang sama berlaku jika kita hendak membuat kata kerja bentuk lampau.
Aturan untuk masing-masing grup adalah sebagai berikut:
a) Untuk Ichidan Verb:
Ganti akhiran -ru (-る ) dengan -ta ( -た ).
Contoh:
[latin] taberu –> tabeta
[kana] たべる –> たべた[kanji] 食べる –> 食べた
[latin] oriru –> orita
[kana] おりる –> おりた[kanji] 下りる –> 下ります
b) Untuk Godan Verb:
Godan verb memiliki akhiran yang beragam, di antaranya:
- -ku ( -く ), -gu ( -ぐ ), -su ( -す ), -tsu ( -つ ), -nu ( -ぬ ), -bu ( -ぶ ), -mu ( -む ), -ru ( -る ), -u ( -う )
Masing-masing akhiran memiliki aturan infleksinya tersendiri. Oleh karena itu, untuk memudahkan, di bawah ini saya tampilkan dalam bentuk tabel.
c) Untuk Irregular Verb:
Terdapat dua buah kata kerja irregular dalam bahasa Jepang, yakni “suru” ( する ; “to do”) dan “kuru” ( くる ; “to come”). Bentuk lampau untuk mereka adalah sebagai berikut.
IRREGULAR I: “suru”
[latin] suru –> shita
[kana] する –> した[kanji] 為る –> 為た*
*) bentuk ini jarang dipakai. ’suru’ dan ’shita’ umumnya ditulis dengan kana
IRREGULAR II: “kuru”
[latin] kuru –> kita
[kana] くる –> きた[kanji] 来る –> 来た
…
Bagaimana dengan Negatif Lampau?
Bicara bentuk lampau, tentunya ada juga bentuk negatif lampau. Bagaimana cara membuat bentuk negatif lampau di bahasa Jepang?
Cara melakukannya adalah:
Ganti akhiran -nai ( -ない ) pada bentuk standar dengan -nakatta
( -なかった )
Aturan ini bersifat universal dan dapat diterapkan pada ketiga jenis grup — baik itu ichidan, godan, maupun irregular.
Contoh:
[latin] tabenai –> tabenakatta
[kana] たべない –> たべなかった[kanji] 食べない –> 食べなかった
[latin] nagasanai –> nagasanakatta
[kana] ながさない –> ながさなかった[kanji] 流さない –> 流さなかった
[latin] shinai –> shinakatta
[kana] しない –> しなかった[kanji] 為ない –> 為なかった
Tentunya masih banyak contoh yang lain. Meskipun begitu tiga di atas harusnya cukup sebagai ilustrasi. ^^
…
Catatan Khusus:
Bentuk Lampau untuk -masu ( -ます ) dan -masen ( -ません )
Di [nihongo-7b] kita membahas tentang akhiran -masu ( -ます ) dan versi negatifnya, -masen ( -ません ). Kata kerja yang diakhiri dua imbuhan tersebut memiliki nilai kesopanan lebih tinggi.
Nah, mereka juga punya bentuk lampaunya sendiri. Bagaimana membuat bentuk lampau untuk akhiran -masu dan -masen?
Aturannya kurang lebih seperti berikut:
a) Untuk akhiran -masu ( -ます )
Ubah akhirannya menjadi: -mashita ( -ました )
Contoh:
[latin] orimasu –> orimashita
[kana] おります –> おりました[kanji] 下ります –> 下りました
[latin] asobimasu –> asobimashita
[kana] あそびます –> あそびました[kanji] 遊びます –> 遊びました
b) Untuk akhiran -masen ( -ません )
Ubah akhirannya menjadi: -masen deshita ( -ませんでした )
Contoh:
[latin] orimasen –> orimasen deshita
[kana] おりません –> おりませんでした[kanji] 下りません –> 下りませんでした
[latin] asobimasen –> asobimasen deshita
[kana] あそびません –> あそびませんでした[kanji] 遊びません –> 遊びませんでした
Sudah, cuma begitu saja. Mudah bukan? 🙂
Adapun yang penting di sini adalah membuat bentuk -masu (dan -masen) yang benar dulu. Kalau bentuk -masu dan -masen sudah benar, maka tinggal mengikuti aturan di atas.
***
Dan, dengan demikian, pembahasan kita tentang kata kerja bentuk lampau pun selesai. Untuk dicatat, bahasa Jepang tidak memiliki kata kerja bentuk masa depan (future) — yang ada hanyalah bentuk lampau dan standar. Tentunya menarik, bagaimana bahasa Jepang menjelaskan peristiwa yang kejadiannya di masa depan? Nah ini akan kita bahas di kesempatan yang akan datang.
Tulisan kali ini saya akhiri sampai di sini. Terima kasih atas perhatiannya — seperti biasa pertanyaan, masukan, atau koreksi dapat disampaikan lewat komentar. 😉
Ohh―― gitu ya sora-kun,
sama dg yang ngimel -masen deshita
Tinggal ditambah ~ta?
apakah benar gini sora-kun :
kau ― katta
kaku ― kaita
iku ― itta
ii ― yokatta >> benarkah?
😕
Asik…. udah lama ga belajar bahasa Jepang… 😀
@ d.e.q.
Erm, nggak sesederhana itu juga sih. Memang akhirannya sebagian besar -ta, tapi ada aturan pembentukannya sendiri. Kan sudah dijelaskan lewat tabel di atas. 😛
Bukan, itu rada beda. Kalau yang itu bentuk lampau kata sifat — aturannya beda lagi daripada kata kerja.
“Yokatta” asalnya dari “yoi” ( 善い ), bukan “ii” ( いい ). Jadi perubahannya:
Kurang lebih seperti itu. ^^
:::::
@ Asop
Ya? 😛
ye ye ye!!!!!
ini diya.akhirnya keluar jg euy nihongo 8nya
arigatou gozaimashita sora^^
^
Udah dari 2 minggu yang lalu, kok. ^^;;
Sora-san kalo “sumimasen deshita” bentuk negatif lampau juga? “sumimasen” itu berdiri sendiri ato ada kata dasarnya juga kaya “yoi – yokatta”?? Arigato gozaimasu! ^_^
^
Setahu saya sih, “sumimasen deshita” bisa dipakai di masa kini. Penggunaannya lebih sopan/formal daripada “sumimasen” yang biasa. Walaupun memang secara grammar bentuknya past tense. (o_0)”\
Soal etimologi, saya kurang jelas, tapi kalau tidak salah bisa ditulis dengan kanji 済みません. Jadi kemungkinan perubahannya:
Kurang lebih seperti itu. CMIIW though. 🙂
Sensei Sora,saya mau tanya.kata kerja lampau seperti yg di sampaikan diatas itu kan ada banyak,bedanya satu dengan yg lain itu apa sih?
^
Bedanya di struktur grammar. Kalau jenis kata kerjanya berbeda, imbuhan yang dipakai juga berbeda. 🙂
Contoh:
Jadi masalahnya di imbuhan itu. Pada dasarnya, ya, semuanya sama-sama bentuk lampau. Akan tetapi tidak boleh mengubah akhiran kata seenaknya, sebab ada aturan grammar tersendiri. 😛
*mudah-mudahan cukup jelas*
arigato…
udah lama ya kak belajar bhs jepang….
bs menimba ilmu ini..btw sy jg tertarik dg jepang..hehe
buku pegangan bwt belajar bhs jepang yg bagus apa ya?
^
Kalau buat struktur kalimat, IMHO buku-bukunya Naoko Chino lumayan bagus — sebagian sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Kalau buat belajar Kanji saya pakai referensi sbb.
Mengenai dua yang terakhir, saya kurang tahu sudah diterbitkan di Indonesia atau belum. Saya cuma baca versi e-book soalnya. ^^a
kasih tau dong, kalimat2 yg hkhusus untuk informal..
kdang aku sering dnger lagu jepang..
tapi aku gk nemuin kata ‘desu’
tolong di jelasin ya guna kata ‘desu’
🙂
^
Masa sih? Setahu saya banyak lagu Jepang yang pakai ‘desu’ di liriknya. Biasanya lagu pop — kalau rock lebih sering diganti dengan ‘da’. 😛
BTW kadang-kadang ‘desu’ dibaca ‘des’ (u-nya hilang). Mungkin itu sebabnya jadi tidak kedengaran. ^^
Fungsinya tidak jauh beda dengan “to be” di bahasa Inggris. Kalau berdiri sendiri tidak ada artinya, tapi kalau dalam kalimat dia berfungsi menunjukkan identitas.
Contoh:
Kalau di ilmu bahasa sebutannya [copula]. Kurang lebih seperti itu. 🙂
Time Of Destiny
kimi no hoho de yuki ga toke teyuku sou futari
deae tanomo konna samui yoru oh
me to me atta sono ichi byougo ni
atatakana kaze ano hi kokoro ni fui ta
(show me your smile) namida wa niawa nai waratte yo
furue teru sono kata kono ude ni azukete
(i’m loving you) hanare temo kawa ranai aishi teiru
wagamamana boku dayone i’m sorry
jikan wo tomeru kisu de daki shimete itakunaru saigo ni negau yo
shinji teite unmei no bokura wa mou ichido kittomeguri au
boku no yume wo shinji teitanowa sou kimi de
dakara kyou made arui tekorareta oh
kimi no mirai kae nakuteiiyo
dare yorimo shiawase wo bokuwa inoru yo
(you are so sweet) kimi gakureta kotoba wasure nai
tabidatsu to kime ta boku nokotowo yurusu ndane
(i’m loving you) kioku ni kawa ttemo sobaniiruyo
eien ni kawaranai i’ll miss you
hitomi ni boku wo utsusu kimi to ima sekaijuu de futari dakemitai
shiroi hane ga ori tsumo ruyoudane yuki ga bokura wo tsutsumi komu yo
kono mune no itami onaji sa aishiteru shirushi ga kizama rete
kie tariwashinai asu ga iro wonakushitatte
azayakani yomigaeru this love
jikan wo tomeru kisu de daki shimete itakunaru saigo ni negau yo
shinjiteite unmei no bokura wa mou ichido kittomeguri au
hitomi ni boku wo utsusu kimi to ima sekaijuu de futari dakemitai
shiroi hane ga ori tsumo ruyoudane yuki ga bokura wo tsutsumi komu yo
cba deh liad..
gk ada kn??
^
Tergantung yang bikin lirik, sepertinya. 😕 Setahu saya lagu-lagunya Maaya Sakamoto banyak yang pakai “desu” dan “da” (misal: ‘Kodoku’, ‘Hello’, ‘Fuyu desu ka’). Kalau dari penyanyi lainnya ‘CHE.R.RY’ (YUI); ‘Hoshizora’ (L’Arc~en~Ciel).
Izumi Sakai juga suka pakai “desu”. Tapi dia dari era 1990-an sih. (o_0)”\
BTW, selain “desu” / “da” yang biasa, ada juga bentuk lampaunya (“deshita” / “datta”). Kadang-kadang dipakai untuk lirik lagu juga. 🙂
Kk Sora ada facebook? Pingin saya add hehe
oh..
deshita jga bsa dipake ya..
klo itu sih ada..
heheheh
🙂
@ Vega
Ada, link-nya di halaman [about]. Boleh di-add asal dilampiri message (supaya saya tahu pengirimnya siapa). 😛
@ aniyani
Yup, yup. ^^
ooya.
kk…
pnya trik m’hapal kanji biar cpat??
hi, sensie sora…..
wah blog ni sangat keren..
thanx y atas semua info ny.. akhrny saya bs mengerti bahasa jepang n bisa belajar…
thanx bgt.. heheeh
oy trims saran nya.. dah beli kamus kok.. tinggal perdalam… hahaah
arigatou……….
kak sora-kun menurut penjelasan di atas , jd “abiru” (mandi) kalau dijadikan past tense akan jadi “abita” ya………..
arigatougozaimasu , terima kasih atas ilmu dan penjelasannya
(ojigi)
wah menarik seklai web ini,…kebetulan saya ekrja diperusahaan jepang dan ingin seklai bisa bahasa jepang,
mohon bimbingannya supaya bisa komunikasi
arigatou